Alfamidi Swasembada Barat:  Dugaan Kekerasan dan Eksploitasi Tenaga Kerja Picu Kemarahan Publik

- Jurnalis

Minggu, 25 Mei 2025 - 16:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta Utara, teropongrakyat.co – Alfamidi cabang Jalan Swasembada Barat No. 2, Kelurahan Kebun Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali menjadi sorotan publik menyusul terungkapnya dugaan kekerasan dan pelanggaran prosedur ketenagakerjaan yang dialami oleh karyawannya.

Insiden yang terjadi pada Minggu, 25 Mei 2025 ini telah memicu kemarahan dan tuntutan agar pihak berwenang segera melakukan investigasi menyeluruh.

Kasus ini bermula dari laporan seorang karyawan bernama Nabila yang mengalami kekerasan fisik dari atasannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Akibatnya, Nabila mengalami lebam di kaki.  Nabila menceritakan kronologi kejadian:

“Kami diperintahkan mengangkat barang tanpa istirahat, bahkan saat menghitung barang.  Setelah merapikan barang di depan, kami kembali ke belakang.  Namun, kepala toko menuduh kami mengabaikan pekerjaan, melempar kardus, dan mendorong troli hingga mengenai kaki kami.”

Selain kekerasan fisik, Alfamidi cabang tersebut juga diduga melanggar prosedur operasional perusahaan, khususnya terkait peraturan ketenagakerjaan dan standar keamanan kerja.

Baca Juga:  Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Kembali Memakan Korban

Meskipun detail pelanggaran belum diungkap secara resmi, informasi dari berbagai sumber mengindikasikan adanya praktik eksploitasi tenaga kerja.

Seorang karyawan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan,

“Kami masuk jam 06.00 untuk shift pagi hingga 17.00, tanpa lembur.  Mungkin sudah setiap hari seperti itu untuk shift 1.  Mungkin ini yang disebut loyalitas, padahal kami semua pekerja kontrak.”

Menanggapi kejadian ini, Topan, perwakilan Alfamidi, hanya menyatakan akan berkoordinasi dengan kantor pusat. “Kami akan sampaikan pelanggaran ini.” Ucapnya melalui telepon WhatsApp

Pernyataan ini dinilai kurang memuaskan oleh berbagai pihak.  Paman Nabila, Gideon, menegaskan akan menempuh jalur hukum dan menuntut pemecatan atasan Nabila.  “Saya tidak peduli, intinya atasannya harus dipecat.  Perilakunya arogan dan tidak profesional,” tegas Gideon.

Edi, Sekretaris Jenderal Praktisi Buruh, turut mengecam keras tindakan tersebut dan menuntut keadilan bagi Nabila dan karyawan Alfamidi lainnya.  Ia juga menyoroti dugaan pelanggaran hukum terkait jam kerja dan upah.  “Kami akan membawa masalah jam kerja yang seharusnya 8 jam ini ke Sudinaker Jakarta Utara,” tegas Edi.

Baca Juga:  Mengenang 26 Tahun Silam Tragedi Kemanusiaan Berbau Rasial yang Lebih di Kenal Tragedi Kerusuhan Mei 1998.

Kasus ini telah menarik perhatian organisasi buruh dan lembaga perlindungan perempuan.  Mereka mendesak investigasi yang menyeluruh, transparan, dan sanksinya tegas bagi pihak yang terbukti bersalah.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi perusahaan di Indonesia untuk mematuhi peraturan ketenagakerjaan, menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, serta melindungi karyawan dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi.

Perlindungan hukum dan sanksi tegas sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa.  Publik berharap kasus ini dapat diselesaikan secara adil dan transparan, serta menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.  Pemantauan perkembangan kasus ini akan terus dilakukan.

Berita Terkait

Diduga Kecamatan Bekasi Utara Lalai Dalam Penerbitan Surat Akte Jual Beli Di Tanah Bersertifikat, Ada Apakah?
CWIG Layangkan Somasi Terbuka: PT. BEST Diduga Langgar UU ITE dan Hak Konsumen
Aroma Kolusi? Kasus Pencurian Kabel PLN dan Bebasnya 18 Tersangka Lewat RJ
Diduga Korupsi Dana Desa Rp956 Juta, Kades Kesesi Ditahan Kejaksaan Kajen Kabupaten Pekalongan
Ketua RW XI Tegal Gundil Datangi RS Nuraida Bogor, Desak Klarifikasi atas Kematian Pasien Jantung
Edaran Pemprov DKI Dibiarkan, THM Taman Palem Lestari Tetap Ramai Pengunjung
SPBU 34.157.04 Kuat Dugaan Jual Solar Subsidi ke Mafia Migas
Misteri Penadah Kabel PLN: Kapolsek Pademangan “Bungkam”, Publik Meragukan Transparansi Penyelidikan

Berita Terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 10:42 WIB

CWIG Layangkan Somasi Terbuka: PT. BEST Diduga Langgar UU ITE dan Hak Konsumen

Rabu, 11 Juni 2025 - 13:19 WIB

Aroma Kolusi? Kasus Pencurian Kabel PLN dan Bebasnya 18 Tersangka Lewat RJ

Rabu, 11 Juni 2025 - 11:44 WIB

Diduga Korupsi Dana Desa Rp956 Juta, Kades Kesesi Ditahan Kejaksaan Kajen Kabupaten Pekalongan

Selasa, 10 Juni 2025 - 12:59 WIB

Ketua RW XI Tegal Gundil Datangi RS Nuraida Bogor, Desak Klarifikasi atas Kematian Pasien Jantung

Senin, 9 Juni 2025 - 16:47 WIB

Edaran Pemprov DKI Dibiarkan, THM Taman Palem Lestari Tetap Ramai Pengunjung

Berita Terbaru

Breaking News

Ricuh di Forum “Wartawan Bukan Preman”: Ketua PWI Batam Dikeroyok

Senin, 16 Jun 2025 - 02:16 WIB

Breaking News

Hendry Ch Bangun Masih Sah, KLB Zulmansyah Dilaporkan Polisi

Minggu, 15 Jun 2025 - 21:54 WIB