Jakarta, Teropongrakyat.co – Sebagai masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, tradisi syukuran 4 bulanan saat masa kehamilan tentu bukanlah hal yang asing. Acara ini biasanya digelar ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua, tepatnya di bulan keempat, sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah kehamilan serta doa kepada Allah SWT agar sang janin senantiasa dalam lindungan-Nya. Minggu, (04/05/2025).
Syukuran 4 bulanan atau dalam literatur Islam dikenal sebagai walimatul haml, bukanlah ibadah yang diwajibkan, tetapi diperbolehkan. Kegiatan ini lazimnya berisi hal-hal positif, seperti pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, sholawat, pengajian, hingga sedekah. Selama pelaksanaannya tidak mengandung unsur syirik atau hal yang menyimpang dari ajaran Islam, maka kegiatan ini dapat menjadi sarana memperkuat iman dan silaturahmi.
Hal ini juga sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dalam Sahih al-Bukhari (juz IV, hal. 111, hadits nomor 3208), yang menjelaskan tahapan penciptaan manusia di dalam rahim selama 120 hari atau sekitar 4 bulan. Maka tak heran jika banyak yang menjadikan momen ini sebagai waktu istimewa untuk menggelar doa bersama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Contohnya seperti yang dilakukan oleh keluarga Bapak Nana. Istrinya, Siti Maesaroh, yang kini tengah mengandung anak pertamanya, mengadakan acara syukuran 4 bulanan secara sederhana namun penuh makna. Acara tersebut turut dimeriahkan dengan lantunan marawis, pengajian, dan dihadiri oleh keluarga serta tetangga sekitar. Kegiatan ini bukan hanya menjadi momen doa dan harapan, tapi juga mempererat hubungan sosial di lingkungan sekitar.
Dengan semangat kebersamaan dan penuh doa, syukuran 4 bulanan menjadi simbol harapan dan doa terbaik bagi calon buah hati serta keluarga yang akan menyambutnya. Sebuah tradisi yang patut dilestarikan dengan nilai-nilai islami yang tetap dijaga.