Ekowisata Mangrove Wonorejo Hadapi Tantangan Besar Akibat Sampah

- Jurnalis

Kamis, 5 September 2024 - 02:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya menghadapi tantangan besar terkait dengan sampah yang menumpuk di kawasan pesisirnya. Menurut Abdul Devid Fatah Mubarok, Humas di Ekowisata Mangrove Wonorejo, sampah yang terbawa dari hulu sungai menuju hilir ini menjadi permasalahan utama yang harus dihadapi setiap harinya.

“Sampah-sampah dari hulu masuk ke sini, menyebabkan kawasan hilir ini dipenuhi oleh berbagai macam jenis sampah,” ujar Devid dalam wawancara bersama tim LindungiHutan. 

Kondisi ini membuat sampah yang telah mencapai daratan/pesisir tidak bisa kembali ke laut, meskipun lautnya terlihat lebih bersih. Ini menjadi alasan penting kenapa pinggiran pantai perlu ditanami mangrove.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam upaya menjaga kebersihan kawasan, tim dari Lembaga Ekowisata Mangrove Wonorejo melakukan pembersihan sampah hampir setiap hari. Kegiatan pembersihan sampah dilakukan sekitar 7-8 orang di setiap kegiatannya. Beberapa kali juga bekerja sama dengan beberapa kampus di sekitar Kota Surabaya.

“Kami melakukan pembersihan 3-4 kali di hari aktif oleh tim internal kami sendiri. Kelompok kami terdiri dari sekitar 7-8 orang yang terlibat dalam setiap kegiatan ini, bersama-sama dengan komunitas pecinta lingkungan serta mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya seperti Unair, ITS, dan UPN Surabaya, melalui kerjasama MoU yang telah kami lakukan.”

Baca Juga:  Operator Training Simulator: Solusi untuk Tingkatkan Kualitas Kinerja Karyawan

Kondisi sampah di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dari ITS, sampah yang terkumpul di kawasan pesisir Ekowisata Mangrove Wonorejo mencapai angka yang mengejutkan. 

“Pada posisi ketinggian air 2,7 meter, jumlah sampah yang terkumpul mencapai 1,2 ton. Jika dikonversi, jumlah ini setara dengan 60-70 karung sampah yang terkumpul setiap harinya,” ujar Devid.

Namun, permasalahan sampah tidak hanya berdampak pada estetika lingkungan, tetapi juga pada kelangsungan hidup mangrove di kawasan tersebut.

“Keberhasilan penanaman mangrove sangat bergantung pada pembersihan sampah. Jika sampah tidak dibersihkan, mangrove tidak akan bisa tumbuh dengan baik karena runti lebih tertarik pada bambu daripada mangrove,” ujarnya. 

Ia juga mengungkap bahwa di Ekowisata Mangrove Wonorejo, mangrove mati akibat dari sampah yang menuju pesisir kawasan tersebut.

“Sebagian besar mangrove yang ditanam di laut di Indonesia mati karena gangguan runti. Di sini, mangrove mati karena sampah.”

Baca Juga:  Kampus UKM dan IAII Berdayakan Binaan Baznas melalui Pelatihan Pemasaran Digital

Kegiatan penanaman mangrove untuk mencegah abrasi di Wonorejo, Surabaya.

Di Ekowisata Mangrove Wonorejo terdapat tiga jenis mangrove utama yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, dan Rhizophora apiculata

“Ketiga jenis mangrove ini berperan penting sebagai green belt yang kuat untuk menahan gelombang pasang surut air laut,” jelasnya.

Selain menghadapi tantangan sampah, kawasan ini juga harus berhadapan dengan masalah abrasi. 

“Kami selalu melakukan kegiatan restorasi atau reboisasi untuk mencegah degradasi tanah yang lebih jauh. Selain itu, kami juga memasang peralatan tradisional seperti terucuk bambu untuk melindungi mangrove dari ombak besar. Bambu yang kami pasang bisa bertahan hingga dua tahun, memberi waktu bagi mangrove untuk beradaptasi dan tumbuh dengan baik,” katanya.

Dengan segala tantangan yang ada, Lembaga Ekowisata Mangrove Wonorejo terus berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan keberlangsungan hidup mangrove di kawasan tersebut. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan institusi pendidikan, sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan program restorasi lingkungan ini.

Berita Terkait

Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Agus Fatoni Terima Penghargaan dan PIN Emas Dari Menteri BUMN.
Dorong Penetrasi Pasar, Atdag Washington D.C. Gandeng Eastland Food Corporation untuk Tingkatkan Ekspor Mamin ke AS
Pemegang Distributor iPhone di Indonesia Bakal Jual Mobil Listrik asal Cina, Xpeng
Kelangkaan Hewan Kerbau Untuk Ritual Adat di Sulawesi Barat, Siapa Bertanggung Jawab?
Negara Cuma Keruk Pendapatan Lewat Pajak, Aktivis 98: Dikemanakan Hasil Freeport yang Sahamnya 51 Persen, Nikel, Timah, Dan Lainya?
Meta AI: Kunci Baru Raih Cuan di Era Digital?
Pembeli Online di Indonesia Gemar Pakai Chatbot AI untuk Belanja, Ini Cara Untung Pakai AI untuk Belanja Natal dan Tahun Baru di Lazada!
PT BIJB Gandeng PT LNU Lakukan Kerjasama Strategis untuk Mengembangkan Kertajati sebagai Kota Megapolitan

Berita Terkait

Sabtu, 11 Januari 2025 - 13:32 WIB

Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Agus Fatoni Terima Penghargaan dan PIN Emas Dari Menteri BUMN.

Kamis, 9 Januari 2025 - 13:02 WIB

Dorong Penetrasi Pasar, Atdag Washington D.C. Gandeng Eastland Food Corporation untuk Tingkatkan Ekspor Mamin ke AS

Jumat, 3 Januari 2025 - 08:22 WIB

Pemegang Distributor iPhone di Indonesia Bakal Jual Mobil Listrik asal Cina, Xpeng

Kamis, 2 Januari 2025 - 11:45 WIB

Kelangkaan Hewan Kerbau Untuk Ritual Adat di Sulawesi Barat, Siapa Bertanggung Jawab?

Kamis, 26 Desember 2024 - 09:06 WIB

Negara Cuma Keruk Pendapatan Lewat Pajak, Aktivis 98: Dikemanakan Hasil Freeport yang Sahamnya 51 Persen, Nikel, Timah, Dan Lainya?

Berita Terbaru

Pemerintahan

Persiapan Kemenhub Jelang Audit IMSAS 2025

Selasa, 14 Jan 2025 - 22:07 WIB

Breaking News

IWO Bentuk PBH IWO yang Resmi di Pimpin Oleh Jamhari Kusnadi

Selasa, 14 Jan 2025 - 19:05 WIB