Rektor Baru IAIN Kupang Kebijakannya Rugikan Civitas Akademi

- Jurnalis

Senin, 4 November 2024 - 12:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teropongrakyat.co – Kupang, NTT – Dikabarkan dalam waktu yang tak lama ini, seusai serah terima jabatan Rektor Baru, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang Dr. I Made Suardana, M.Th yang menggantikan Dr. Harun Y. Natonis, M. Si untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Institusi pada periode ini. Dalam menjalankan tugas mulia tersebut, selama dua bulan ini tetelah menuai banyak kritikan dan sorotan dari berbagai pihak atas sejumlah kebijakan yang dinilai tidak konsisten dengan perkataanya hingga mengorbankan sejumlah pihak dalam civitas akademika IAKN Kupang.

Sebagaimana dikutip Dalam pemberitaan sebelumnya, diketahui bahwa dalam sambutan awal serah terima jabatan, Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th, turut menyampaikan rasa hormat dan respeknya kepada mantan Rektor Harun Y Natonis atas semua pencapaian dan dedikasi yang telah diraih.Tak hanya itu saja, Ia pun meminta adanya keterbukaan bekerja sama kedepannya. “ungkapnya”.

“Hormat yang sangat tinggi dan syukur kepada orang tua kita Bapak Harun. Beliau berjasa sebagai rektor, perjuangan beliau membawa IAKN Kupang sampai saat in. Terima kasih Juga kepada para stakeholder internal, eksternal, dan juga untuk para mahasiswa. Keterbukaan ini adalah simpul kekuatan utama ” Ungkap Rektor I Made”.

Seiring berjalannya waktu dalam dua bulan terakhir ini, kepemimpinan Rektor Dr. I Made Suardana, M. Th, dinilai tidak konsisten dengan perkataannya sendiri sebagai seorang pemimpin. Hal ini dapat diketahui bahwa sejumlah mahasiswa merasa kecewa atas kebijakannya dimana nama mareka dicoret dalam data penerima bantuan dana biasiswa tahap II yang bersumber dari APBN yang mesti menjadi HAK mereka, namun hingga kini belum kunjung ada kejelasan akhirnya menuai kritikan dari sejumlah pihak dan mose tidak percaya atas kepemimpinannya.

Tak hanya itu saja, namun sesuai informasi yang dirampung tim media adapun sejumlah ASN IAKN Kupang hingga kini belum diberikan Hak mareka seperti Tukin, serdos, dan uang makan. Hal ini pun menimbulkan banyak pertanyaan, jika belum adanya transparansi dari seorang pemimpin terkait persoalan ini.

Hal lainnya, diduga adanya diskriminasi terhadap pengangkatan perangkat rektor tidak memperhatikan kearifan lokal seperti putra/ i daerah dan juga asal gerejanya. Pada hal seorang pemimpin hadir untuk memberi pelayanan prima bagi seluruh civitas akademika, bukan tebang pilih, dan dalam setiap kebijakannya bukan merugikan banyak pihak.Kearifan lokal juga perlu mendapatkan perhatian dalam kepemimpinan .

Untuk diketahui, bahwa dari beberapa pemberitaan media sebelumnya, terkait sejumlah persoalan tersebut, Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M. Th, yang sudah berulang ulang dikonfirmasi Tim media bahkan dimintai untuk temui agar mendapat tanggapan dan penjelasan terkait persoalan -persoalan tersebut, namun pihaknya tidak perna memberi respon hingga pemberitaan-pemberitan itu ditayangkan.

Baca Juga:  Freddy, Tunanetra Pejuang Keluarga yang Tetap Tegar di Tengah Kesulitan

Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia, daerah Propinsi NTT, Jitro Atti menyatakan bahwa Sebagai seorang pemimpin yang mengajarkan pentingnya keterbukaan mesti harus loyal dan siap untuk memberi informasi terhadap pemberitaan jurnalis dalam memenuhi unsur berita sebagaimana sesuai UU Pers.

Menurut Ketua PD Pewarna NTT itu, Keterbukaan informasi publik sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin untuk memberikan akses informasi, agar publik dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, serta untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas seorang pemimpin. ungkap Jitro”.

Selain itu, Jitro menilai Rektor IAKN Kupang tidak paham soal Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008. Sebagimana memberikan hak kepada setiap orang untuk memperoleh informasi publik, serta mewajibkan badan publik untuk menyediakan dan melayani permintaan informasi. Apalagi informasi yang dimintai oleh seorang jurnalis, sejatinya seorang pemimpin mesti harus bersikap responsif, dan pro aktif dalam menyikapi serta memberi informasi yang dibutuhkan demi meningkatkan kepercayaan publik,” tutup Jitro.

Reporter: Yordani

Berita Terkait

Konser Hindia di Tasikmalaya Terancam Batal, Ormas Minta Pembatalan Penampilan
Polisi Sahabat Anak: Bhabinkamtibmas Pulau Untung Jawa Sosialisasi Bahaya Bullying kepada Siswa Baru SDN 01 PG
Fenomena Sosial Terbalik: Ketika yang Baik Disalahkan, yang Salah Dibenarkan
Budaya Pacu Jalur, Warisan Melayu Riau yang Mendunia
Menyoal Pandangan Gubernur Jabar : Efisiensi Jangan Korbankan Integritas Informasi
INDONESIA HADIRI SIDANG DEWAN IMO KE 134 DI LONDON, INGGRIS
Usulan Pagu Indikatif Kementerian Perhubungan TA 2026 Sebesar Rp24,4 Triliun, Komisi V DPR RI Setuju?
Di Puncak Hari Jadi Ngawi Ke-667. Danyonarmed 12 Kostrad Bersama Forkopinda Kabupaten Ngawi Nobar Wayang Kulit “Dewa Ruci” 

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 17:09 WIB

Konser Hindia di Tasikmalaya Terancam Batal, Ormas Minta Pembatalan Penampilan

Selasa, 15 Juli 2025 - 12:50 WIB

Polisi Sahabat Anak: Bhabinkamtibmas Pulau Untung Jawa Sosialisasi Bahaya Bullying kepada Siswa Baru SDN 01 PG

Minggu, 13 Juli 2025 - 19:25 WIB

Fenomena Sosial Terbalik: Ketika yang Baik Disalahkan, yang Salah Dibenarkan

Sabtu, 12 Juli 2025 - 15:03 WIB

Budaya Pacu Jalur, Warisan Melayu Riau yang Mendunia

Sabtu, 12 Juli 2025 - 00:00 WIB

Menyoal Pandangan Gubernur Jabar : Efisiensi Jangan Korbankan Integritas Informasi

Berita Terbaru