Kisah Dari Barat Jakarta, Kampung Boncos yang Miliki Sejuta Catatan Kelam Sebagai Sarang Narkoba

- Jurnalis

Selasa, 10 Juni 2025 - 05:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, TeropongRakyat.co – Layaknya seperti di kota-kota besar di seluruh belahan dunia, Ibu Kota DKI Jakarta juga memiliki wilayah-wilayah yang dapat dikatakan rawan akan kriminalitas, terutama terkait bebasnya peredaran Narkoba yang sudah berjalan hingga tiga dekade belakangan ini.

Terletak di tengah pemukiman yang sarat padat penduduk terdapat lokasi yang dikenal khalayak dengan julukan “Kampung Boncos” yang menjadi destinasi favorit bagi para penggguna Narkoba.

Kelurahan Kota Bambu Selatan (Foto: PSKL Kota Bambu Selatan)

ADVERTISEMENT

Kisah Dari Barat Jakarta, Kampung Boncos yang Miliki Sejuta Catatan Kelam Sebagai Sarang Narkoba - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika berbicara secara administratif Kampung Boncos sendiri bukanlah nama resmi sebuah perkambungan, melainkan merupakan sebuah permukiman liar yang terletak di kawasan Gang Kiapang RW 03, Kelurahan Kota Bambu Selatan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.

Pada era awal 90an Kampung Boncos merupakan tanah kosong yang notabene merupakan tanah sengketa dan dianggap oleh masyarakat sebagai tanah tak bertuan.

Maka secara perlahan mulailah masuk pendatang ke Kampung Boncos dan mulai membangun bangunan semi permanen.

Tak dapat dibendung seiring berjalannya waktu mulai menjamur lah para pendatang dengan membangun gubug masing-masing.

Dari hasil pengakuan narasumber yang telah menetap diwilayah tersebut sejak tahun 1993 perantau asal Semarang, Jawa Tengah bernama ‘H’ namun dirinya lebih banyak menghabiskan banyak waktunya di dalam penjara ketimbang dikontrakan karena kerapkali tertangkap polisi saat tengah berjualan narkoba.

‘H juga menambahkn jika pada saat itu mulai lah para wartawan mengendus adanya kegiatan ini, dimana mereka mengedarkan narkoba secara terang-terangan layaknya penjual sayur keliling”.

Kampung Boncos memiki cerita terkelam nya dimana pada era 90an sedang marak narkoba jenis putau. Kampung Boncos sepat dikenal memiliki putau dengan kualitas terbaik di Jakarta. Hingga tak terhitung lagi berapa korban jiwa karena putau dan bergeletakan dimana saja.

Baca Juga:  Front Pergerakan Nasional (FPN) Desak Prabowo Subianto Tidak Jadikan Sakti Wahyu Trenggono Sebagai Menteri

Namun sejak tahun 2014 akhir sudah tidak terdapat lagi lapak dan bandar yang mengeluarkan atau mengedarkan putau.

Hasil dari penelusuran Redaki pada Senin, 9 Juni 2025 redaksi mulai berjalan menelusuri Gang Kiapang hingga Gang ORI.

Dan nyatanya masih sama terlihat begitu penuh sesak kawasan tersebut, mulai dari anak-anak bermain dijalan, Ibu-Ibu mengobrol di pinggir gang hingga beberapa pemuda yang tengah di geledah oleh polisi berpakaian preman di ujung gang.

Cukup banyak penduduk asli Kampung Boncos yang di berdayakan dengan catatan
Mimis harus jelih melihat banyak anggota polisi dari Mabes Polri.

Sedangkan untuk para bandar, dan bos dengan santai dibalik layar dan menerima hasil penjualan. Tak bisa dipungkiri jika saat ini Kampung Boncos di dominasi oleh etnis Madura sebagai pengendali.

Sesaat begitu masuk melalui Gang Kiapang sudah nampak terlihat spanduk spanduk yang menolak keras peredaran narkoba.

Kisah Dari Barat Jakarta, Kampung Boncos yang Miliki Sejuta Catatan Kelam Sebagai Sarang Narkoba - Teropong Rakyat
Spanduk Larangan Narkoba (Foto: Akbar)

Selain itu pengunjung atau lebih biasa disebut pasien Kampung Boncos diarahkan untuk memarkirkan kendaraan nya oleh para pemuda yg berjaga, dengan membayar 5 hingga 10ribu Rupiah.

Setelah redaksi masuk ke lokasi terlihat pula terdapat beberapa pasien terlihat bingung karena lupa gang yang si pasien lewati menuju ruang parkir, karena Kampung Boncos juga dikenal sebagai Kampung Seribu Gang.

Baca Juga:  Mengenang Tonton Sultoni: Legenda perkumpulan anak muda BANDUNG, BBC (BUAH BATU CORPS) yang Hilang dalam Gelap Tahun 1983

Tidak sampai disitu, pasien juga diarahkan oleh ank-anak kecil hingga abg yang duduk diujung gang menuju ke tanda kutip Pasar (tempat traksaksi dengan bandar) dan Hotel (lapak untuk menggunakan narkoba).

Ditengah perjalanan menembus gang ke gang terdapat hal yang tidak lumrah bagi awam karena kerapkali bertemu dan berpapasan dengan oknum anggota berseragam baik yang masih menggunakan seragam maupun yang hanya tersisa celana cokelat nya.

Tepat diujung gang terlihat banyak nya transksi yang tengah menunggu gilirannya dengan aksi santai. Sangat disayangkan karena redaksi tidak dapat mengambil gambar dikarenakan situasi sedang sangat ramai pasien, begitu riskan mengeluarkan Hp.

Dengan begitu peredaran narkoba di Kampung Boncos ini memang begitu sangat bebas dan leluasa layaknya mereka kebal hukum.

Untuk dapat menikmati Narkoba jenis sabu yang telah dibeli di bandar dan menyewa alat hisap dan masuk ke dalam lapak seukuran 4×4 meter dengan pasien dari berbagai kalangan pasien harus membayar lagi 10ribu.

Dengan masih banyak nya oknum anggota aktif yang dengan tenang dan santai nya ikut menikmati narkoba dengan sipil di dalam lapak maka dapat dikatakan oknum seperti itu sudah pantas untuk lepas seragam.”

Jika penegak hukum yang sudah jelas tupoksi nya menegakan aturan justru terdapat beberapa oknum nakal yang ikut bermain dan melindungi para bandar, kemana rakyat harus melapor? Peredaran narkoba akan semakin menggurita dan terang-terangan di Indonesia.

Berita Terkait

Solidaritas di Tengah Kemarau Basah: Pelindo dan CTP Salurkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Banjir Bekasi
Satpolairud Polres Kepulauan Seribu Gelar Patroli Dialogis Laut
Komunitas Bekasi Skateboarding Ajak Isi Liburan Sekolah Dengan Adakan Kompetisi Skateboard Antar Pelajar
Indonesia di Panggung Dunia: Kemenhub Hadir di Simposium Penerbangan dan Maritim Global Singapura
Kerja Nyata! Pemuda 19 Tahun Jadi Ketua RT, Perbaiki Jalan Rusak Tanpa Bantuan Pemerintah
Ada Apa di Balik Penembakan Nelayan oleh TNI AL di Tanjung Jabung
Fenomena Batu Giok Si Kilau Hijau yang Tak Pernah Padam
Dari Tiongkok Kuno ke Warung Kaki Lima Jakarta Menelusuri Jejak Sejarah Bubur Ayam

Berita Terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 16:52 WIB

Solidaritas di Tengah Kemarau Basah: Pelindo dan CTP Salurkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Banjir Bekasi

Kamis, 17 Juli 2025 - 13:00 WIB

Satpolairud Polres Kepulauan Seribu Gelar Patroli Dialogis Laut

Kamis, 17 Juli 2025 - 07:09 WIB

Komunitas Bekasi Skateboarding Ajak Isi Liburan Sekolah Dengan Adakan Kompetisi Skateboard Antar Pelajar

Rabu, 16 Juli 2025 - 15:39 WIB

Indonesia di Panggung Dunia: Kemenhub Hadir di Simposium Penerbangan dan Maritim Global Singapura

Rabu, 16 Juli 2025 - 12:11 WIB

Kerja Nyata! Pemuda 19 Tahun Jadi Ketua RT, Perbaiki Jalan Rusak Tanpa Bantuan Pemerintah

Berita Terbaru