Apresiasi Kolaborasi INOTEK, Sampoerna dan BRIN, Sandiaga Uno Minta UMKM Manfaatkan Peluang Ekonomi Digital

- Jurnalis

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 07:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, 10 Oktober 2024 — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S. Uno mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan peluang ekonomi digital yang ditaksir mencapai US$110 miliar pada 2025. Pemerintah saat ini terus berupaya agar pelaku UMKM mendapatkan perlindungan guna bersaing secara adil sehingga bisnisnya berkembang.

Sejalan dengan itu, Sandiaga mengapresiasi upaya konsisten pendampingan kolaboratif melalui Program UMKM Untuk Indonesia (UUI) dari Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), Badan Riset Inovasi Nasional dan didukung penuh oleh Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” (SUI).

“Saya mengapresiasi program yang diinisiasi Sampoerna Entrepreneurship Training Center ini. IDEAL ini program digitalisasi dan inovasi UMKM agar bisa menjadi entrepreneur yang terakselerasi ekonominya menuju ekonomi berkelanjutan,” ujarnya di sela-sela acara IDEAL di Jakarta, Kamis (10/10/2024).

ADVERTISEMENT

Apresiasi Kolaborasi INOTEK, Sampoerna dan BRIN, Sandiaga Uno Minta UMKM Manfaatkan Peluang Ekonomi Digital - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai konteks, Program UUI telah mendampingi 1.000 UMKM dari DKI Jakarta dan Jawa Barat sejak Februari 2024 lalu. Sebagai acara puncak dari rangkaian Program UUI digelar acara Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan (IDEAL) 2024.

UUI dan IDEAL 2024 merupakan perhelatan kedua setelah dilakukan pertama kali pada 2023 lalu. Pada IDEAL 2024 terpilih 5 UMKM yang keluar sebagai pemenang untuk didampingi lebih lanjut oleh INOTEK, BRIN dan Sampoerna SETC.

Kelima UMKM terpilih itu mulai dari peringkat pertama ialah Batik Gending Amarta, Bogor Sari Nutrisi atau Yess Yoghurt, Imah Teuweul Indonesia, Madu Non Pasteurisasi, dan Mbrebes Mili Food.

Sandiaga berharap pendampingan yang dilakukan lembaga pemerintah dan swasta ini dapat ikut berkontribusi mendorong UMKM naik kelas. Dari 64 juta UMKM nasional, harapnya, lebih banyak lagi UMKM yang bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja dengan memanfaatkan inovasi dan riset yang ditawarkan BRIN.

Baca Juga:  DUST Redefining Denim

“Pemerintah tentu terus memberikan penguatan dan perlindungan bagi UMKM agar persaingan yang adil. Kami juga memfasilitasi UMKM untuk masuk ke ekonomi digital karena ada US$110 miliar peluang ekonomi digital pada 2025 dan UMKM harus jadi prioritas,” tambahnya.

Tantangan UMKM

Sandiaga melanjutkan tantangan utama UMKM bukan pendanaan. Menurutnya, tantangan utama pelaku UMKM ialah capacity building atau bagaimana meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pelaku UMKM.

Berdasarkan pengalaman sebagai pengusaha dan aktif di berbagai organisasi pelaku usaha, Sandiaga mengatakan bahwa pelatihan dan pembinaan SDM sangat penting. UMKM harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan yang hanya mungkin jika memiliki SDM yang tangguh.

“Begitu mereka memiliki ilmu, bisa akses peluang, dan oleh karena itu, pendanaan datang sendiri. Saya selalu bilang tantangan pertama itu capacity building. Kedua, pemasaran yang harus didorong melalui promosi. Setelah memiliki produk dalam kapasitas tertentu, baru pendanaan,” jelasnya.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko yang juga tampil sebagai panelis, mengamini pentingnya kapasitas SDM. Dengan SDM yang mumpuni, pelaku UMKM dapat beradaptasi sekaligus berinovasi untuk menjawab dinamika perubahan kebutuhan konsumen.

“Inovasi terkait dengan kemampuan beradaptasi. Sementara riset itu sangat dekat dengan UMKM. Jangan bayangkan risetnya akademisi. UMKM mengakses riset dari orang lain, itu yang kami tawarkan dari BRIN yakni platform inovasi,” katanya.

BRIN, kata Tri Handoko, membuka diri sehingga para periset bisa mendapatkan masukan dari pelaku UMKM terkait persoalan yang dihadapi dan bisa langsung mencarikan solusi alternatif bagi persoalan yang dihadapi pelaku UMKM.

Atas dasar itu, lanjutnya, BRIN antusias berkolaborasi dengan INOTEK dan SETC untuk mendampingi UMKM. Lewat para periset BRIN, pelaku UMKM bisa mendapatkan solusi relevan atas permasalahan yang dihadapi di lapangan.

Baca Juga:  KOLTIVA Dukung Pemerintah dan 10 Mitra Pembangunan Tandatangani Nota Kesepakatan untuk Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan 2024-2026

“Biasanya UMKM bisa bertahan karena menemukan inovasi baru yang berbeda dengan di pasaran,” jelasnya.

Asisten Deputi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian, Herfan Brilianto Mursabdo menambahkan yang paling penting bagi UMKM ialah kapasitas SDM, sementara teknologi hanyalah sarana. Untuk itu pelatihan literasi digital menjadi relevan sembari meningkatkan pemerataan akses infrastruktur teknologi digital.

“Banyak UMKM di daerah mengeluh internet lambat, lalu harga pulsa mahal. Jadi ada dua hal yang harus kita lakukan yakni [pemerataan] infrastrukturnya dan [peningkatan] kapasitas SDM,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga KemenKopUKM Riza Damanik mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menjadi momentum lompatan pelaku UMKM untuk mengakses teknologi digital.

Sebelum pandemi, UMKM nasional yang sudah go digital kurang dari 9 juta, sementara saat ini UMKM yang go digital telah lebih dari 25 juta. Diharapkan tahun ini, target target 30 juta UMKM go digital dapat tercapai.

“Tantangan di lapangan itu literasi (digital) yang masih kurang. Tapi UMKM kita juga cepat belajar sehingga jumlah yang go digital meningkat,” katanya.

Riza mengingatkan digitalisasi tidak boleh disempitkan dengan produk UMKM masuk ke lokapasar atau platform e-commerce. Digitalisasi memiliki arti yang lebih luas hingga ke aspek mendorong produktivitas.

Mengutip riset SMSE terbaru, lanjutnya, sebanyak 84% pelaku UKM mengaku digitalisasi meningkatkan penjualan, 62% menyebut digitalisasi memperluas pangsa pasar, 73% UMKM mengaku digitalisasi mendorong efektivitas dan 50% meningkatkan efisiensi.

“Jadi ini hulu-hilir, kita perlu memperluas imajinasi tentang digitalisasi sehingga tidak hanya ramai di e-commerce tapi juga kuat pada sisi produksi,” imbuhnya.

Image

Berita Terkait

Pelindo Solusi Logistik di GDTE 2025: Momentum Perkuat Konektivitas Maritim Indonesia Berbasis Teknologi Digital
Kinerja Bank Raya Tumbuh Positif di Kuartal III, Semakin Optimis Menuju Kinerja Berkelanjutan
Trip.com dan Whoosh Jalin Kerjasama untuk Memperkenalkan Kereta Cepat Indonesia ke Dunia
Ekonomi Tercekik, Laut Mengamuk, Artis Berselingkuh: Inilah Ramalan Tarot yang Bikin Merinding
Penghijauan Jalan Tol: PT CTP Tollways Berkontribusi pada Lingkungan yang Lebih Sehat
Terobosan di Sektor Logistik: PT Pelindo Solusi Logistik Raih Penghargaan Inovasi Tingkat Nasional
IPCC Optimis Lampaui Target 2025: Inovasi “Integrated Auto Solutions” Jadi Kunci
ITRAMS Diluncurkan, CTP Siap Penuhi Standarisasi Data Jalan Tol Nasional

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 17:15 WIB

Kinerja Bank Raya Tumbuh Positif di Kuartal III, Semakin Optimis Menuju Kinerja Berkelanjutan

Jumat, 31 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Trip.com dan Whoosh Jalin Kerjasama untuk Memperkenalkan Kereta Cepat Indonesia ke Dunia

Kamis, 30 Oktober 2025 - 23:33 WIB

Ekonomi Tercekik, Laut Mengamuk, Artis Berselingkuh: Inilah Ramalan Tarot yang Bikin Merinding

Kamis, 30 Oktober 2025 - 20:54 WIB

Penghijauan Jalan Tol: PT CTP Tollways Berkontribusi pada Lingkungan yang Lebih Sehat

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:49 WIB

Terobosan di Sektor Logistik: PT Pelindo Solusi Logistik Raih Penghargaan Inovasi Tingkat Nasional

Berita Terbaru