Kemacetan Jaringan Solana dan Bagaimana Dampaknya pada Aktivitas Mining Solana

- Jurnalis

Rabu, 28 Agustus 2024 - 12:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mining Solana telah menjadi topik yang semakin ramai dibicarakan di komunitas kripto. Aktivitas ini merujuk pada proses menambang token di ekosistem blockchain Solana. Meskipun terdengar menjanjikan, kemacetan jaringan Solana yang terjadi belakangan ini telah menambah kesulitan bagi para penambang.

Baru-baru ini, Hardhat Chad, seorang kontributor untuk protokol Ore di Solana, mengumumkan penghentian proyek penambangan perusahaan tersebut. Keputusan ini diambil setelah meningkatnya kemacetan di jaringan Solana, yang semakin diperburuk oleh intensitas penambangan token ORE.

Proyek Ore, yang diluncurkan sekitar dua minggu lalu, mendapatkan perhatian besar dari komunitas Solana. Banyak pengguna, termasuk seorang mahasiswa PhD bernama Chaofan Shou, berhasil menghasilkan keuntungan signifikan, hingga $10.000 per hari dari mining ORE.

Namun, popularitas ini menyebabkan lonjakan transaksi di jaringan Solana, yang pada gilirannya memicu kemacetan yang lebih parah.

Kemacetan ini tidak hanya memperlambat transaksi, tetapi juga menambah tantangan bagi mereka yang ingin melakukan mining Solana secara efektif. Pendiri Solana, Anatoly Yakovenko, mengusulkan forking ORE sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah kemacetan ini.

Forking ORE diharapkan dapat menciptakan lalu lintas yang cukup untuk menguji stres jaringan, namun ini bukan solusi jangka panjang.

Solusi Alternatif untuk Mengatasi Kemacetan di Jaringan Solana

Solana baru-baru ini merilis pembaruan v1.17.31 untuk validator mainnet beta guna mengatasi masalah kemacetan jaringan. Pembaruan ini mencakup perbaikan yang dirancang untuk meringankan kemacetan yang sedang berlangsung.

Baca Juga:  S.id Luncurkan Program “Webinst” untuk bantu pengguna membangun website instan gratis

Salah satu inovasi utama adalah penerapan Stake Weighted Quality of Service (SWQoS), yang berfungsi sebagai mekanisme untuk menangani spam dan aktivitas Sybil. Dengan adanya solusi ini, diharapkan aktivitas mining Solana akan menjadi lebih lancar tanpa menambah beban pada jaringan.

Penutup

Mining Solana adalah peluang yang menarik, namun tantangan kemacetan jaringan saat ini memerlukan perhatian khusus. Sementara solusi seperti forking ORE dan pembaruan mainnet telah diusulkan, keberhasilan mining Solana sangat tergantung pada kemampuan jaringan untuk mengatasi kemacetan.

Dengan strategi yang tepat dan pembaruan teknologi, Solana dapat kembali menjadi platform yang optimal untuk mining dan transaksi kripto lainnya.

Berita Terkait

PT. OVIL Environment Energy Hadirkan Teknologi “Waste to Energy” Ramah Lingkungan di Indonesia
Skandal KPR MBR Terkuak: Menkeu Purbaya Buru Dalang Penipuan Angka Massif
PT API Berpartisipasi Aktif dalam Pelindo Forum: Evaluasi dan Proyeksi Strategi Hadapi Tantangan Logistik
ALLPACK INDONESIA 2025: Pameran Industri Rasa Tech Expo, Buka Tren Otomasi dan Inovasi Cerdas
Strategi Jitu IPCC: Green Growth dan Solusi Cerdas Dongkrak Laba Kuartal III Hingga 28%
TPK Koja Inspirasi Generasi Muda Lewat Program Pelindo Mengajar di SMAN 110 Jakarta
IPCC Sabet Penghargaan ICAII 2025 Berkat Inovasi VDC: Bukti Komitmen pada Logistik Kendaraan Berkelanjutan
Pelindo Tanjung Priok Jadi Sorotan Pemerintah dalam Efisiensi Logistik Nasional

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:30 WIB

PT. OVIL Environment Energy Hadirkan Teknologi “Waste to Energy” Ramah Lingkungan di Indonesia

Kamis, 23 Oktober 2025 - 12:26 WIB

Skandal KPR MBR Terkuak: Menkeu Purbaya Buru Dalang Penipuan Angka Massif

Rabu, 22 Oktober 2025 - 12:45 WIB

PT API Berpartisipasi Aktif dalam Pelindo Forum: Evaluasi dan Proyeksi Strategi Hadapi Tantangan Logistik

Selasa, 21 Oktober 2025 - 21:35 WIB

ALLPACK INDONESIA 2025: Pameran Industri Rasa Tech Expo, Buka Tren Otomasi dan Inovasi Cerdas

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16:47 WIB

Strategi Jitu IPCC: Green Growth dan Solusi Cerdas Dongkrak Laba Kuartal III Hingga 28%

Berita Terbaru