Jakarta – Kamis, 8 Mei 2025. Peran wartawan dalam menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas dan bertanggung jawab semakin kompleks di era digital saat ini.
Munculnya informasi yang tidak terverifikasi, serta praktik jurnalisme yang tidak etis, menuntut evaluasi mendalam terhadap standar profesi dan regulasi yang berlaku.
Salah satu isu yang mengkhawatirkan adalah maraknya berita miring tanpa sumber yang jelas, bahkan dengan pencantuman nama-nama institusi seperti Polri dan TNI dalam brand media tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Praktik ini jelas melanggar ketentuan standar media dan berpotensi menimbulkan dampak negatif yang luas.
Mencari Sumber yang Akuntabel:
Salah satu pilar utama jurnalisme yang bertanggung jawab adalah verifikasi informasi. Wartawan profesional wajib memastikan kebenaran informasi sebelum dipublikasikan.
Sumber yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan menjadi kunci utama dalam menghasilkan berita yang akurat. Sayangnya, di tengah derasnya arus informasi di dunia maya, banyak Oknum yang tergoda untuk mempublikasikan berita tanpa melakukan verifikasi yang memadai.
Akibatnya, berita bohong atau hoaks mudah tersebar luas dan berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat.
Institusi Negara dan Netralitas Media:
Pencantuman nama-nama institusi seperti Polri dan TNI dalam brand media tertentu menimbulkan pertanyaan serius terkait netralitas dan independensi media. Praktik ini berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dan mengaburkan peran media sebagai pengawas kekuasaan.
Media yang independen dan bebas dari pengaruh pihak manapun merupakan kunci utama dalam menjaga demokrasi dan hak publik untuk mendapatkan informasi yang akurat dan berimbang. Standar etika jurnalistik secara tegas melarang praktik yang dapat mengkompromikan netralitas dan independensi media.
Regulasi dan Sanksi yang Efektif:
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya regulasi dan sanksi yang efektif untuk menindak media dan wartawan yang melanggar standar etika jurnalistik.
Dewan Pers memiliki peran penting dalam menegakkan kode etik jurnalistik dan memberikan sanksi kepada wartawan yang melakukan pelanggaran.
Selain itu, peningkatan literasi digital di kalangan masyarakat juga sangat penting untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyaring informasi dan menghindari penyebaran hoaks.
Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik:
Pendidikan dan pelatihan jurnalistik yang berkelanjutan juga sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme wartawan.
Kurikulum pendidikan jurnalistik perlu diperbarui untuk memasukkan materi-materi terkait verifikasi informasi, etika jurnalistik, dan literasi digital.
Pelatihan yang berfokus pada pengembangan keterampilan investigasi jurnalistik juga sangat penting untuk membantu wartawan dalam menemukan sumber yang kredibel dan menghasilkan berita yang akurat.
Peran wartawan dalam menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas dan bertanggung jawab sangatlah penting dalam konteks demokrasi dan keterbukaan informasi.
Maraknya berita miring tanpa sumber yang jelas dan praktik pencantuman nama institusi negara dalam brand media tertentu merupakan tantangan serius yang perlu diatasi secara bersama-sama.
Penguatan regulasi, peningkatan literasi digital, dan pendidikan serta pelatihan jurnalistik yang berkelanjutan menjadi kunci utama dalam mewujudkan jurnalisme yang profesional, etis, dan bertanggung jawab.
Hanya dengan demikian, masyarakat dapat mendapatkan informasi yang akurat, berimbang, dan dapat diandalkan.
Penulis : Rocky