FORUM BUMI: PERINGATAN MENGENAI BAHAYA PUNAHNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI

- Jurnalis

Rabu, 14 Agustus 2024 - 12:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, teropongrakyat.co – National Geographic Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Kehati menggelar serial seminar Forum Bumi, yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan jurnalis serta aktivis lingkungan dalam memahami isu-isu lingkungan hidup. Edisi pertama seminar ini diadakan di House of Izara, Jakarta Selatan, dengan tema yang sangat mendalam: “Apa yang Terjadi Jika Keanekaragaman Hayati Kita Punah?”

Seminar ini menghadirkan tiga narasumber terkemuka yang mengupas tuntas ancaman serius terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia. Samedi, Direktur Program KEHATI, mengangkat isu mengenai revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Ia menyoroti beberapa kelemahan dalam perubahan undang-undang tersebut, termasuk kurangnya perhatian pada konservasi di tingkat genetik dan spesies. “Meski sanksi diperkuat, sayangnya hal ini hanya berlaku bagi spesies yang dilindungi, sementara satwa lain yang rentan justru tidak mendapat perlindungan memadai,” tegas Samedi.

Baca Juga:  Respon Cepat Informasi Dari Warga, Tim 3P Polres Metro Depok Gagalkan Tawuran Di Wilayah Pancoran Mas

Lebih lanjut, Prof. Dr. Augy Syahailatua, Peneliti Ahli Utama di bidang Oseanografi Biologi, mengingatkan bahwa laut Indonesia bukan hanya luas, tetapi juga dalam, dengan 70-80 persen zona laut kita berada di kedalaman lebih dari 200 meter. “Pemahaman ini penting karena kondisi tersebut membawa manfaat besar, termasuk keanekaragaman hayati yang luar biasa,” ujar Augy. Namun, ia juga mengingatkan bahwa perubahan iklim membawa ancaman nyata, seperti penurunan jumlah terumbu karang hingga 22,15 persen pada tahun 2100.

FORUM BUMI: PERINGATAN MENGENAI BAHAYA PUNAHNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI - Teropongrakyat.co

Annas Radin Syarif, Deputi Sekjen AMAN, menyoroti peran krusial masyarakat adat dalam menjaga keanekaragaman hayati. Ia menegaskan bahwa meskipun masyarakat adat diakui secara global sebagai penjaga bumi, keterlibatan mereka dalam konservasi masih minim. “Masyarakat adat memiliki kewajiban adat dan kearifan lokal yang kuat untuk menjaga wilayah konservasi, namun peran mereka belum diakui sepenuhnya,” ungkap Annas.

Menutup seminar, Mahandis Yoanata, Managing Editor National Geographic Indonesia, menyatakan bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap ekosistem bumi. “Semua makhluk berhak hidup, dan kita semua bertanggung jawab atas perilaku kita terhadap bumi ini,” pungkasnya.
(Shanty Brilliani Tasya)

Berita Terkait

Menjadi Apatis = Perang Dingin?
Brigif 3 Kostrad Gelar Latihan Asah Kemampuan Lintas Udara  Terjun Statik di Lanud Hasanuddin
Juru Parkir Resmi Menjadi Korban Keberingasan Organisasi Masyarakat di Jakarta Selatan, APH Dianggap Tutup Mata
Pembiaran Penjualan Rokok Ilegal di Malaka 1, Rorotan Menjadi Sorotan, Kemana Para Penegak Hukum?
Kapolres Kepulauan Seribu Pimpin Sertijab Kapolsek Kepulauan Seribu Selatan: Iptu Didik Tri Maryanto Gantikan AKP Sanyata Harsono
Pelantikan Pramuka MTsN 15 Marunda Sukses Digelar di Waduk Marunda
Satpolairud Patroli Laut Cegah Premanisme dan Perompakan di Perairan
Polres Pelabuhan Tanjung Priok Gelar Sosialisasi Hukum: Pentingnya Alat Bukti dan Pemeriksaan Calon Tersangka dalam Proses Penyidikan

Berita Terkait

Selasa, 3 Juni 2025 - 11:24 WIB

Menjadi Apatis = Perang Dingin?

Selasa, 3 Juni 2025 - 04:43 WIB

Brigif 3 Kostrad Gelar Latihan Asah Kemampuan Lintas Udara  Terjun Statik di Lanud Hasanuddin

Selasa, 3 Juni 2025 - 02:34 WIB

Juru Parkir Resmi Menjadi Korban Keberingasan Organisasi Masyarakat di Jakarta Selatan, APH Dianggap Tutup Mata

Senin, 2 Juni 2025 - 15:29 WIB

Kapolres Kepulauan Seribu Pimpin Sertijab Kapolsek Kepulauan Seribu Selatan: Iptu Didik Tri Maryanto Gantikan AKP Sanyata Harsono

Minggu, 1 Juni 2025 - 13:36 WIB

Pelantikan Pramuka MTsN 15 Marunda Sukses Digelar di Waduk Marunda

Berita Terbaru

Breaking News

Menjadi Apatis = Perang Dingin?

Selasa, 3 Jun 2025 - 11:24 WIB