Negeri Tirai Bambu Biang Kerok Kacaunya Ekonomi Global, RI Aman?

- Jurnalis

Jumat, 16 Agustus 2024 - 14:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta – TeropongRakyat.co || Negeri tirai bambu berpotensi mengalami perlambatan ekonomi, dipicu oleh tingkat konsumsi domestik yang tertekan. Namun, di sisi lain, produksi manufakturnya akan terus membanjiri pasar-pasar negara lain, termasuk Indonesia, karena barang industrinya tak terserap oleh masyarakatnya sendiri.

Ekonom Senior yang merupakan mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia (World Bank) Mari Elka Pangestu mengatakan, “ekonomi kedua terbesar dunia setelah Amerika Serikat itu akan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, dari 2023 bergerak di atas 5% menjadi ke level bawah 5% pada 2024”.

“Untuk 2024 perkiraannya pertumbuhannya akan di bawah 5%, dan kuartal ke-2 pertumbuhannya itu 4,7%, sehingga memang tanda-tanda melemahnya itu cukup kuat, terutama didorong oleh melemahnya konsumsi,” kata Mari Elka di lansir dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Jum’at (16/08).

ADVERTISEMENT

Negeri Tirai Bambu Biang Kerok Kacaunya Ekonomi Global, RI Aman? - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perkiraan Mari Elka ini sebetulnya searah dengan prediksi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) yang turut memperkirakan PDB China pada 2025 masih akan terus melambat menjadi 4,5%, dan akan terus melambat dalam jangka menengah menjadi 3,3% pada 2029.

Baca Juga:  Roadshow DEPICAB SOKSI Jakarrta Pusat dan pembentukan Dewan Pimpinan Anak Ranting (DEPIRAN) telah rampung

“Konsumsi dalam negerinya itu yang sangat lemah. Terkait dengan sektor properti yang masih belum bisa diperbaiki dan juga kelihatannya consumer confidence belum kembali sejak Covid-19 dan seterusnya,” ujar Mari Elka.

Masalahnya, Mari Elka menekankan, di tengah melambatnya perekonomian China, pemerintahnya menggunakan strategi untuk terus menggeliatkan aktivitas industri manufakturnya. Dengan cara mendorong sektor jasa keuangan mengucurkan dana ke sektor itu, tidak lagi ke sektor properti yang selama ini dianggap menjadi motor utama pertumbuhan.

“Termasuk untuk tujuan mereka meningkatkan investasi di sektor teknologi. Namun apa yang terjadi adalah apa yang sering diistilahkan sebagai overcapacity. Apa yang terjadi adalah karena di dalam negeri permintaannya lemah, banyak ekspor keluar,” ungkap Mari Elka.

Akibatnya barang-barang produksi industri berpotensi membanjiri pasar negara-negara mitra dagang utamanya, seperti Amerika Serikat, negara di kawasan ASEAN, hingga Indonesia. Sebab, saat permintaan di dalam negerinya lemah, maka opsi yang mereka pilih ialah ekspor.

Neraca perdagangan Indonesia sendiri telah defisit US$ 1,7 miliar dengan China per Juli 2024. China pun menjadi negara dengan porsi impor terbesar bagi Indonesia sebesar 35% dari total barang impor yang masuk ke Indonesia dengan nilai US$ 38,97 miliar. “Ekspor inilah yang membanjiri berbagai negara dan di respons oleh berbagai negara, Amerika, Eropa, terhadap electric vehicle dan barang-barang lain di Indonesia dan negara ASEAN yang lain,” tegasnya.

Baca Juga:  KPK Apresiasi Sayembara Rp8 Miliar untuk Tangkap Harun Masiku: "Partisipasi Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi"

Oleh sebab itu, Mari Elka menekankan pentingnya pemerintah mengeluarkan kebijakan tang melindungi pasar di dalam negeri, apakah dalam bentuk bea masuk anti dumping yang tinggi hingga Bea Masuk Tindakan Pengamanan. Namun, ia menekankan, kebijakan ini harus didasari investigasi yang kongkrit menggambarkan bahwa produk China dijual di bawah harga pasaran dalam negeri. “Tentunya kita tidak bisa semena-mena mengatakan oh dikenakan 200% tarif, harus ada investigasi. Mungkin saja itu di atas 100% kalau kita lihat apa yang terjadi, tapi ini perlu ada proses. Jadi ini kita perlu menjaga dari impor yang jumlahnya masuk dalam jumlah besar maupun dengan harga yang tidak wajar,” pungkas Mari Elka.

Berita Terkait

Misteri Kuburan Richard Leroy McKinley Sejarah Tentara Muda yang Terpapar Radiasi Abadi
Kasus Dugaan Pengusiran di KIK Brangsong, Dua Wanita Minta Perlindungan Grib Jaya Kendal
Satgas TMMD ke-126 Kodim 1505/Tidore Bersama Masyarakat Tanam Jagung di Lahan Ketahanan Pangan
Senkom Mitra Polri Kota Malang Gelar Pelatihan Vertical Rescue, Tingkatkan Kesiapsiagaan Anggota
Dandim 1710/Mimika Dampingi Bupati dan Wakil Bupati Mimika Saat Melaksanakan Kunjungan Kerja di Distrik Mimika Barat Jauh
Dana BOS Dikorupsi, Masa Depan Siswa Dibegal: Skandal SMPN 1 Gisting Mencoreng Dunia Pendidikan!
Bangga! Kota Malang Resmi Ditetapkan sebagai Kota Kreatif UNESCO Bidang Media Arts
Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT APEC 2025 di Korea Selatan, Disambut Hangat oleh Presiden Lee Jae-myung

Berita Terkait

Minggu, 2 November 2025 - 20:46 WIB

Misteri Kuburan Richard Leroy McKinley Sejarah Tentara Muda yang Terpapar Radiasi Abadi

Minggu, 2 November 2025 - 17:20 WIB

Kasus Dugaan Pengusiran di KIK Brangsong, Dua Wanita Minta Perlindungan Grib Jaya Kendal

Minggu, 2 November 2025 - 14:24 WIB

Satgas TMMD ke-126 Kodim 1505/Tidore Bersama Masyarakat Tanam Jagung di Lahan Ketahanan Pangan

Minggu, 2 November 2025 - 12:56 WIB

Senkom Mitra Polri Kota Malang Gelar Pelatihan Vertical Rescue, Tingkatkan Kesiapsiagaan Anggota

Sabtu, 1 November 2025 - 22:29 WIB

Dandim 1710/Mimika Dampingi Bupati dan Wakil Bupati Mimika Saat Melaksanakan Kunjungan Kerja di Distrik Mimika Barat Jauh

Berita Terbaru