Perang ku di bawah pengaruh Rohypnol = Mansion House dan Perang PIL Koplo = Genosida Satu Generasi ?

- Jurnalis

Jumat, 20 Juni 2025 - 00:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Editorial, – Teropongrakyat.co || Kota ku di tepi Laut Utara Jakarta, terkepung sistematis, terstruktur, yang terorganisir dengan didukung sebuah tatanan birokrasi bobrok, aku hanya menarik nafas, bertahan, berdarah-darah tanpa banyak harapan ?.

Gerutuku, dari peristiwa Era Rezim Orde Baru abad ke-20 ini — (Jombang-Kediri) antara 1965-1966 dari Pembunuhan masal simpatisan, saya rasa tidak perlu bercerita lebih detail terkait apa dan kenapa namun sejarah mencatat tragedi itu merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Diperkirakan 78.000-500.000 orang telah dibantai dalam kurun waktu itu, dilanjut dengan episode-episode cerita kelam Negri ini yang menghimpit dada serta kepala sampai detik ini kataku — sambil kuraih beberapa butir butir Rohypnol (Pluitrazepam) yang kutahu mengandung flunitrazepam, sejenis benzodiazepin sembari sesekali kutenggak
Mansion House pemberian seorang sahabat sepulang dari London.

Ah, kutarik nafasku dalam-dalam menikmati racun kedalam tubuh ini.
Pikiranku mulai melayang entah kemana; Penghianatan, kudeta berdarah, atau aku yang pernah menjadi target pembunuhan karena dianggap “AKTOR INTELEKTUAL” tragedi KUDA TULI kurun waktu (1995-2005) rezim SBY yang kukenal “PERAMPOK”, sebagai Parlemen jalanan kalau di era sekarang (Outsourcing) lebih dikenal “AKTIVIS”, yang konon katanya memiliki nilai jual lirihku menatap jauh lautan lepas yang diakui sebagai aku yang ada di mana-mana, yang selesai ketika berusia 33 , usai digerudug Satkamneg yang di komandoi Tito karnavian — menggunakan bahan-bahan kesaksiannya di masa muda tentang parlemen jalanan dan obat-obatan terlarang.

ADVERTISEMENT

Perang ku di bawah pengaruh Rohypnol = Mansion House dan Perang PIL Koplo = Genosida Satu Generasi ? - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

Catatan-catatan itu kukumpulkan melalui tulisan paradox. Tapi mungkin juga ini reportase jurnalistik: paparan kejadian yang kualami. Idealisme, ya mungkin hanya aku dan Tuhan yang paham!
Pada kenyataannya, tulisanku diatas terkait Obat-obatan kini kian menggurita dan lebih merusak tatanan bobroknya birokrasi, tapi lebih mengarah ke “genosida satu generasi”, Penting untuk diingat bahwa genosida adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan melanggar hukum internasional. Konvensi Genosida tahun 1948.

Betapa tidak, maraknya peredaran Obat-obatan terlarang yang biasa aku sebut “PIL KOPLO” bukan lagi terselubung namun terbuka secara terang benderang dan hapir disetiap lorong pemukiman padat penduduk. “KARTEL PEREDARAN PIL KOPLO”, bukan hanya kebal hukum namun lebih SIAPA, DARI MANA, UNTUK APA, atau lebih ke titik utama si AKTOR INTELEKTUAL KAPITALIS genosida generasi.

Baca Juga:  Polsek Klapanunggal Bersama Sat Reskrim Polres Bogor Ungkap Kasus Penyuntikan Tabung Gas Subsidi Ilegal

Jangan pernah bicara Undang-Undang atau apapun bentuk yang namanya Konstitusi, karena bagi ku hanyalah sebuah kata dan tulisan yang mereka buat secara umpat-umpat atau lebih tepatnya “PRODUK DAGELAN”, karena kenyataannya peredaran pil koplo di kendalikan dinasti kartel yang melibatkan Banyak “OKNUM”, Yah kalau kurasa tidak perlu disebutkan satu per satu!

Tapi, kataku bertutur sistematis. Yang disampaikan bukan fiksi tapi juga rekaman kejadian nyata. Seperti juga kemudian dalam “Perang dan Damai”, “Mansion House”
mencampurkan “Rohypnol”, rekaman peristiwa, dengan narasi TV. Juga: kisah perang — tentang manusia di saat berantakan dan gagah berani dalam Pengaruh PIL KOPLO dan “KONYOL”

Menarik, bahwa pil koplo kemudian dikenal sebagai ladang para oknum berwajah kapitalis lokal: Sengkuni salah satu pengikutnya?.
Ini bukan tentang ACEH?
Ini bukan tentang JAWA?
Ini bukan tentang matrah?
Ini bukan tentang PROFESI?
Ini bukan tentang LEMBAGA?

Tapi, “PIL KOPLO selalu menarik hati saya”,
Karena mengingat ada sebuah kerajaan yang bernama KEMENTERIAN KESEHATAN yang memiliki panglima perang bernama BPOM, lalu Aku bertanya, itu kerajaan apa?
Apa hanya nomenklatur?

Saya mencoba memahaminya.

Bagaimanapun, karya seni menyimpan paradoks: sang penggubah membuat sebuah karya, tapi yang memukau dalam artikel ini adalah dinamika yang melonjak-lonjak tak ke satu arah. Daya pukau itu — yang sering disebut “keindahan” — demikian rupa, hingga horor dan cinta, kemuliaan dan kesengsaaraan, muncul dalam banyak lapisan, yang tak selalu nampak.

Sayangnya, “keindahan” sering disalah-fahami. Ia hanya dianggap pesona yang membuat segala rupa, juga perang, jadi estetis. Penonton wayang kulit tahu: pertempuran habis-habisan antara Bima dan Suyudana bisa jadi sebuah “spectacle” yang meriah dan memikat. Atau, untuk memakai komentar Peran kerajaan yang dimaksud dalam “cerita PIL KOPLOl”, perang bisa hanya “barisan-barisan yang tertata, rampak, dan gilang gemilang, musik dan genderang yang ditabuh, bendera-bendera yang berkibar, para jenderal berkuda yang lincah”.

Perang memang bisa tampak sedap — terutama dari atas, dari kamar para jenderal, pakar strategis dan analis (seperti yang kini kita ikuti di pelbagai saluran TV dalam siaran Perang IRAN_ISRAEL). Kengerian tak ikut membangun narasi, kematian hanya sebagai bagian drama, tubuh yang hancur hanya dilihat sejenak.

Baca Juga:  PT Arfam Untung Berkah Buat Pelanggaran Dalam Event Executive Single Club (ESC), Broaden Creative Akan Tempuh Jalur Hukum

Dalam satu adegan “ROHYPNOL DAN SEBOTOL MANSION HOUSE ”, aku yang mulai setengah terbaring dengan kepala masih tersandar tiang kayu dermaga memandang ke angkasa, menyaksikan indahnya malam yang hanya sedikit bintang yang seolah paham kegundahanku tentang pil koplo = Genosida Generasi ?.

“Quel charmant coup d’oeil, non?” (Pemandangan yang indah, bukan?), kata ku kepada sang “TUAN”.
“Tuan tahu, tak mudah membedakan bintang-bintang dari bom”.

Dan ku yakin Tuan setuju.

PIL KOPLO itu sebuah kontras dari apa yang di luar — di bawah.

Di saat aku terbuai Rohypnol = Mansion House — opsir muda itu— tiba, ia melihat ku yang tanpa antusiasme, tanpa gairah tempur dan tekad untuk mati. Ia mulai meragukan namun belum memutuskan?.
Namun ku paham, opsir muda itu paham rasa sakit dan kengerian ku yang tak bisa sepenuhnya disampaikan…

Sang opsir muda mendekati ku. Ia bertanya antara ragu dan malu-malu: ‘Di mana lukamu?’.

Ya, ia ragu dan malu, “sebab penderitaan tampaknya tak hanya membangkitkan rasa belas ….melainkan juga rasa hormat yang dalam.”

Di antara prajurit tempur yang jauh dari kamar para jenderal, tak ada yang estetik. Juga tak ada perang sebagai, (menurut theori Clausewitz) , kelanjutan sebuah kebijakan yang dipikirkan. Tak ada “the art of war”, kiat berperang menurut Sun Tzu. Yang ada kepedihan, tapi juga kegigihan orang-orang tak bernama, yang menimbulkan “rasa hormat yang dalam”. Mereka yang di atas tahta bisa memaklumkan kalah dan menang, tapi bagi yang tiap saat di batas ada dan tiada, apa arti kalah dan menang?

Aku tertidur tak sadarkan diri disaksikan langit yang mulai gelap serta dentuman ombak bak rudal penjelajah Iran, Tapi opsir muda hanya memandangi, masih kuingat gerutunya, ada yang “indah” dalam tidurmu.

Romli S.IP

Penulis : Romli S.IP

Editor : Romli S.IP

Sumber Berita: https://teropongrakyat.co

Berita Terkait

Solidaritas di Tengah Kemarau Basah: Pelindo dan CTP Salurkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Banjir Bekasi
Satpolairud Polres Kepulauan Seribu Gelar Patroli Dialogis Laut
Komunitas Bekasi Skateboarding Ajak Isi Liburan Sekolah Dengan Adakan Kompetisi Skateboard Antar Pelajar
Indonesia di Panggung Dunia: Kemenhub Hadir di Simposium Penerbangan dan Maritim Global Singapura
Kerja Nyata! Pemuda 19 Tahun Jadi Ketua RT, Perbaiki Jalan Rusak Tanpa Bantuan Pemerintah
Ada Apa di Balik Penembakan Nelayan oleh TNI AL di Tanjung Jabung
Fenomena Batu Giok Si Kilau Hijau yang Tak Pernah Padam
Dari Tiongkok Kuno ke Warung Kaki Lima Jakarta Menelusuri Jejak Sejarah Bubur Ayam

Berita Terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 16:52 WIB

Solidaritas di Tengah Kemarau Basah: Pelindo dan CTP Salurkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Banjir Bekasi

Kamis, 17 Juli 2025 - 13:00 WIB

Satpolairud Polres Kepulauan Seribu Gelar Patroli Dialogis Laut

Kamis, 17 Juli 2025 - 07:09 WIB

Komunitas Bekasi Skateboarding Ajak Isi Liburan Sekolah Dengan Adakan Kompetisi Skateboard Antar Pelajar

Rabu, 16 Juli 2025 - 15:39 WIB

Indonesia di Panggung Dunia: Kemenhub Hadir di Simposium Penerbangan dan Maritim Global Singapura

Rabu, 16 Juli 2025 - 12:11 WIB

Kerja Nyata! Pemuda 19 Tahun Jadi Ketua RT, Perbaiki Jalan Rusak Tanpa Bantuan Pemerintah

Berita Terbaru