Jakarta, TeropongRakyat.co – Mazda Indonesia akhirnya memastikan langkah besarnya di industri otomotif Tanah Air. Produsen mobil asal Jepang itu mengumumkan bahwa pabrik Mazda di Jawa Barat akan resmi beroperasi pada tahun 2026. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Mazda untuk memperkuat posisi di pasar Asia Tenggara, sekaligus mempersiapkan era elektrifikasi di Indonesia.
Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio, menyampaikan bahwa pembangunan pabrik berjalan sesuai rencana. “Tahun depan pasti diresmikan, ditunggu saja sedikit lagi,” ujarnya.
Fasilitas perakitan ini diperkirakan menelan investasi sekitar Rp400 miliar, meski pihak Mazda belum mengungkap lokasi pasti pabrik tersebut di Jawa Barat.
Fokus Produksi SUV Kompak
Menurut Ricky, model pertama yang akan diproduksi di fasilitas baru ini adalah compact SUV—segmen yang saat ini paling populer di pasar otomotif Indonesia. Model ini diharapkan menjadi tulang punggung penjualan Mazda di masa depan sekaligus membuka peluang untuk meningkatkan volume produksi lokal.
Dengan adanya pabrik baru, Mazda tidak hanya akan memperluas kapasitas produksi, tetapi juga memperkuat rantai pasok dan efisiensi biaya logistik di kawasan Asia.
Siap Produksi Mobil Listrik dan Hybrid
Mazda juga menyiapkan strategi elektrifikasi di Indonesia. Saat ini, mereka telah memiliki model CX-80 Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dan Mazda MX-30 yang sepenuhnya mobil listrik berbasis baterai (BEV).
Apabila kedua model tersebut dirakit secara lokal (CKD) di pabrik Jawa Barat, Mazda berpeluang besar mendapatkan insentif pajak dari pemerintah sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025.
Kendaraan hybrid (PHEV) akan mendapatkan potongan PPnBM DTP sebesar 3% dari harga jual.
Mobil listrik murni (BEV) yang diproduksi lokal dengan TKDN minimal 40% berhak atas insentif PPN DTP sebesar 10%.
Kebijakan ini tentu menjadi daya tarik bagi Mazda untuk mempercepat produksi model elektrifikasi di Indonesia, sejalan dengan target pemerintah mencapai net-zero emission pada 2060.
Kondisi Pasar Masih Lesu
Meski Mazda bersiap ekspansi, kondisi pasar mobil nasional masih menantang. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan wholesales Mazda Januari–Agustus 2025 mencapai 1.994 unit, sedangkan penjualan ritel tercatat 2.091 unit.
Secara keseluruhan, penjualan mobil domestik masih turun 10,6% secara tahunan (yoy) menjadi 500.951 unit, dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 560.552 unit. Penjualan ritel juga ikut melemah 10,7% menjadi 522.162 unit.
Harapan Baru untuk Industri Otomotif Nasional
Dengan beroperasinya pabrik Mazda di Jawa Barat, diharapkan akan tercipta efek domino positif bagi industri otomotif nasional, mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekspor kendaraan, hingga pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Mazda bukan hanya membawa investasi, tapi juga membawa visi masa depan otomotif yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk Indonesia. Tahun 2026 bisa jadi momentum penting bagi Mazda — sekaligus babak baru bagi industri otomotif lokal.
Kalau Mazda mulai produksi mobil listrik di Indonesia, kira-kira kamu lebih tertarik dengan SUV hybrid atau BEV murni seperti MX-30?