TeropongRakyat.co
Jakarta – Kelompok perlawanan Hamas merilis video berisi dua sandera yang mendesak pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan agar mereka bisa segera dibebaskan bersama sandera lainnya. Kedua sandera itu diidentifikasi sebagai Keith Siegel (64) dan Omri Miran (47), warga negara Israel. Mereka menjadi sandera setelah ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Omri Imran marah-marah kepada pemerintah Israel karena telah membuatnya menjadi sandera Hamas selama lebih dari 200 hari. Dia pun mendesak agar pemerintahnya segera membuat kesepakatan dengan Hamas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya telah berada di sini, di tahanan Hamas, selama 202 hari. Situasi di sini tidak menyenangkan, sulit, dan ada banyak bom,” ujar Miran, seperti dikutip dari laman AFP, Sabtu (27/4).
“Sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan yang akan membuat kami keluar dari sini dengan selamat dan sehat,” tambahnya. “Teruslah berdemo sehingga akan ada kesempatan”.
Begitu pula dengan Keith Siegel yang juga ikut berbicara dalam video tersebut. Sama seperti Miran, Siegel juga mengeluhkan soal kondisi penyanderaannya yang mengenaskan.
“Kami di sini dalam bahaya. Ada bom, ini menegangkan dan menakutkan,” ucapnya sambil menangis.
Pria yang juga memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat itu juga curhat bagaimana ia sangat merindukan keluarganya di rumah.
“Saya ingin memberi tahu keluargaku bahwa saya sangat mencintai kalian. Penting bagi saya agar kalian tahu bahwa saya baik-baik saja,” imbuhnya.
Siegel juga menggunakan kesempatan itu untuk mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar segera membuat kesepakatan dengan Hamas.
Dia juga mengaku telah melihat video demo-demo di Israel yang menuntut hal yang sama, termasuk pembebasan sandera.
“Saya berharap dan percaya bahwa kalian semua akan melanjutkannya,” pintanya.
Sedangkan, Brigade Al Qassam, kelompok sayap Hamas, menuliskan beberapa baris kalimat menggunakan bahasa Ibrani dalam video tersebut.
“Tekanan militer tidak berhasil membebaskan putra-putra Anda yang disandera,” demikian tulisan itu. “Lakukan apa yang perlu kalian lakukan sebelum terlambat.”
Video kedua sandera ini dirilis hanya berjarak tiga hari sejak Hamas juga mengeluarkan video salah satu sandera yang bernama Hersh Goldberg-Polin.
Goldberg-Polin marah-marah ke Netanyahu karena tak kunjung berhasil membuat para sandera kembali ke rumah masing-masing. Dia mengatakan seharusnya Netanyahu dan kabinetnya malu karena telah meninggalkan para sandera selama 200 hari.
Hamas kerap merilis video sandera yang disebut untuk meningkatkan tekanan ke pemerintahan Israel dalam bernegosiasi. Sedangkan, srael hingga kini masih melancarkan agresi ke Gaza dan memerangi Hamas.
Komunitas internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata permanen tetapi hingga sekarang belum tercapai.
Negosiasi gencatan senjata yang sudah dilakukan kerap berakhir buntu karena perdebatan alot soal pembebasan sandera dan lama waktu gencatan senjata.