Menjadi Anggota OPEC Tinggal Kenangan, Kini Ada Apa Dengan Cadangan Minyak di Rahim Ibu Pertiwi?

- Jurnalis

Kamis, 1 Agustus 2024 - 19:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta – TeropongRakyat.co || Perumpamaan yang dikatakan Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, saat ini Indonesia hanya memiliki cadangan Bahan Bakar Minyak (BBM) operasional hanya cukup untuk 21 hari. Hal ini sangat  mengkhawatirkan, betapa tidak, umpama, apabila negara ini di invasi atau berperang dengan negara lain. Ya ini, ungkapan, atau istilah yang konyol ketika kita mendengarnya.

Awalnya Menteri Bahlil mengatakan, “Indonesia sempat mencapai masa keemasan ketika menjadi anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan produksi 1,6 juta barel. Pada 1996-1997, 40-50 persen pendapatan Negara Republik Indonesia berasal dari minyak”.

Namun saat ini kondisinya berbeda, produksi minyak RI hanya tersisa sekitar 600 ribu barel per hari. Sementara konsumsi minyak dalam negeri tercatat mencapai 1,6 juta barel. “Di masa keemasan kita, pernah nggak kita bangun refinery minyak yang memadai? Kaga ada. Bahkan storage penyimpanan minyak kita, itu cuma kapasitasnya hanya vukup untuk 21 hari. Jadi kalau Indonesia ini perang, kita nggak dapat minyak 21 hari, udah rusak ini kita bayangkan, ketahanan energi kita nggak ada,” ungkap Bahlil dalam Program Economic Update CNBC Indonesia, Kamis (1/8).

Masih menurut Bahlil, apabila Indonesia mengikuti standar dunia, maka cadangan ideal BBM nasional adalah 90 hari. Sementara apabila berkaca dari sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Singapura misalnya yang memiliki cadangan BBM nasionalnya mencapai 60 hari.

“Jadi di Asia Tenggara kita ini paling kecil. Dengan penduduk, di-compiling penduduk ini ya. Maka tidak ada cara lain, seluruh sumber daya alam kita yang berpotensi untuk kita melakukan hilirisasi harus kita lakukan,” tukas Bahlil.

Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan pemerintah tengah mmemfinalkan regulasi aturan yang mengatur mengenai Cadangan Penyangga Energi (CPE) nasional. Adapun, Cadangan Penyangga Energi diperlukan untuk mengatasi kondisi krisis dan darurat energi.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan status Rancangan Peraturan Presiden (RPP) Tentang CPE masih berproses . Adapun RPP nya sendiri masih menunggu untuk diparaf oleh Menteri BUMN.

“Ini tinggal diparaf oleh Menteri BUMN, terus Presiden, terus langsung teken. Karena semua Menteri juga sudah paraf, gitu. Itu untuk menjaga ketahanan energi kita. Terutama tiga energi fosil yang masih impor,” kata Djoko dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (11/6).

Baca Juga:  Pasangan Mandat Menjemput Kemenangan 

Masih menurut Djoko, “Untuk cadangan penyangga energi tersebut diperuntukkan untuk minyak mentah, LPG, dan bensin untuk selama periode 30 hari. Sebab tiga komoditas tersebut selama ini masih impor”.

“Iya kalau orang lain mau memberikan minyaknya ke kita, kalau enggak, kan bahaya. Apalagi kalau kita enggak punya cadangan penyangga ini kan, itu sangat lebih berbahaya. Makanya mudah-mudahan dalam waktu dekat, setelah Menteri BUMN paraf perpres CPE ini, Presiden segera tanda tangan dan kita sudah mulai menganggarkan untuk kita punya cadangan penyangga energi,” ungkap Djoko.

Djoko menjelaskan cadangan penyangga energi ini dibutuhkan di Tanah Air lantaran ketidakpastian kondisi geopolitik yang seperti saat ini terjadi di wilayah timur tengah. Dia mengatakan Indonesia butuh cadangan penyangga energi untuk bisa mengamankan ketahanan energi dalam negeri.

“Hal ini karena untuk jaga-jaga kalau terjadi perang terus-menerus, kaga ada lagi negara yang mau kasih kita bensin, LPG, sama minyak mentah, kan repot. Kita nggak punya cadangan, benarkah. Itu untuk ketahanan dan kemarin energi kita juga,” pungkas Bahlil.

Berita Terkait

Muscab Ceria HIPMI Kota Bekas
Management Walkthrough Kebersihan dan Patching Jalan TOL Cibitung Cilincing Pasca Lebaran 2025.
Hari Kartini, Pelindo Solusi Logistik Tegaskan Komitmen Kesetaraan Gender
Polres Metro Jakarta Pusat Tangkap Pengedar Obat Keras di Tanah Abang, Puluhan Ribu Butir Tramadol Diamankan
Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Dunia Berkabung
Warga Deliserdang Diduga Diculik orang tak dikenal(OTK).Keluarga: Kami Tunggu Ayah di Rumah
DPD AKPERSI Nanggroe Aceh Darussalam Gelar Rapat Terbuka, di-Pimpin Langsung Oleh Ketum,Sekjen,Serta Ketua OKK
Sinergi Pemdes dan Warga, Usulan Jembatan Ma Rame Masuk Meja Dinas Bina Marga

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 20:52 WIB

Muscab Ceria HIPMI Kota Bekas

Senin, 21 April 2025 - 20:24 WIB

Management Walkthrough Kebersihan dan Patching Jalan TOL Cibitung Cilincing Pasca Lebaran 2025.

Senin, 21 April 2025 - 18:55 WIB

Hari Kartini, Pelindo Solusi Logistik Tegaskan Komitmen Kesetaraan Gender

Senin, 21 April 2025 - 18:25 WIB

Polres Metro Jakarta Pusat Tangkap Pengedar Obat Keras di Tanah Abang, Puluhan Ribu Butir Tramadol Diamankan

Senin, 21 April 2025 - 16:30 WIB

Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Dunia Berkabung

Berita Terbaru

Breaking News

Muscab Ceria HIPMI Kota Bekas

Senin, 21 Apr 2025 - 20:52 WIB