Penerapan Biodiesel B40 Masih Butuh Waktu 6 Bulan Setelah Aturan Terbit

- Jurnalis

Rabu, 11 Desember 2024 - 14:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penerapan Biodiesel B40 Masih Butuh Waktu 6 Bulan Setelah Aturan Terbit - Teropongrakyat.coJakarta, TeropongRakyat.co – VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan butuh waktu 6 bulan untuk penerapan biodiesel dengan kandungan 40 persen bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit atau B40, setelah aturannya terbit.

Berkaca dari penerapan B35 pada 2023, Fadjar mengatakan bahwa setelah Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 208.K/EK.05/DJE/2022 terbit pada 28 Desember 2022, Pertamina masih harus menunggu sekitar 6 bulan untuk penyalurannya. Biodiesel B35 sendiri baru disalurkan pertama kali pada 1 Juni 2023.

“Nanti B40 juta kemungkinan seperti itu. Secara prasarana untuk B40 secara paralel sedang kami siapkan, nanti ada mode kilang yang harus kami sesuaikan,” ujar Fadjar, dilansir dari Tempo.co Rabu, 11 Desember 2024.

Fadjar menuturkan bahwa saat ini Pertamina masih menunggu penerbitan regulasi soal B40 ini dari pemerintah. Dia optimistis, setelah regulasi diterbitkan, Pertamina masih punya waktu untuk proses transisi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penerapan biodiesel B40 akan berjalan mulai 1 Januari 2025. Ini sesuai dengan program mandatori biodiesel B40.

“Untuk biodiesel B40, kami berkomitmen untuk mulai pada tanggal 1 Januari (2025),” kata Airlangga.

Airlangga mengungkapkan bahwa biodiesel B40 ini akan tetap diterapkan meskipun harga minyak sawit belakangan ini sedang melonjak tinggi.

Baca Juga:  Resmi Dilantik, Pengurus ISSI Kota Bekasi Targetkan 4 Medali Emas Pada Porprov 2026

Apabila ada perbedaan harga akibat kenaikan harga minyak sawit tersebut, Airlangga mengatakan bahwa hal tersebut akan diatasi oleh Badan Pengelolaan Dana perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

“BPDPKS akan bersedia untuk membiayai gap harga di bawah harga minyak sawit yang baru,” ujarnya.

Airlangga menyebut program ini berhasil berkontribusi dalam upaya mengurangi tingkat emisi secara global.

Selain itu, program ini juga masuk dalam program besar Presiden Prabowo Subianto yang ingin mencapai suatu ketahanan pangan, kemandirian pangan, kemandirian energi, serta hilirisasi industri perkebunan, yang dalam hal ini sawit.

Berita Terkait

Praktik Calo dan Bagi-Bagi Amplop di Satpas Bekasi Kota Masih Menjamur, APH Sengaja Tutup Mata?
Mobil Hybrid Cherry Tiggo 8 CSH Catatkan Sudah Jual Hingga 2.000 Unit
Yamaha Resmi Hadirkan Kelir Baru untuk Fazzio Hybrid di Jakarta Fair, Segini Harganya
Membaca Bahasa Desain GWM ORA: Ketika Estetika dan Kepribadian Berjalan Beriringan
Perang ku di bawah pengaruh Rohypnol = Mansion House dan Perang PIL Koplo = Genosida Satu Generasi ?
Terkait Ajakan Tata Kelola Bersama 4 Pulau Sengketa, Gubernur Aceh Muzakir Manaf Tolak Ajakan Bobby?
GWM ORA Siap Hadir Berkompetisi di Pasar EV Tanah Air
Akhiri Program Undian Berhadiah, Federal Oil Umumkan Pemenang Nonton Langsung MotoGP 2025

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 20:19 WIB

Praktik Calo dan Bagi-Bagi Amplop di Satpas Bekasi Kota Masih Menjamur, APH Sengaja Tutup Mata?

Rabu, 25 Juni 2025 - 09:41 WIB

Mobil Hybrid Cherry Tiggo 8 CSH Catatkan Sudah Jual Hingga 2.000 Unit

Minggu, 22 Juni 2025 - 10:31 WIB

Yamaha Resmi Hadirkan Kelir Baru untuk Fazzio Hybrid di Jakarta Fair, Segini Harganya

Minggu, 22 Juni 2025 - 10:19 WIB

Membaca Bahasa Desain GWM ORA: Ketika Estetika dan Kepribadian Berjalan Beriringan

Jumat, 20 Juni 2025 - 00:02 WIB

Perang ku di bawah pengaruh Rohypnol = Mansion House dan Perang PIL Koplo = Genosida Satu Generasi ?

Berita Terbaru

Edukasi

Bhabinkamtibmas Pulau Lancang Sambangi Warga, Ajak Waspada

Kamis, 26 Jun 2025 - 11:17 WIB