Jackson Hole, Wyoming – Simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, Amerika Serikat (AS), kembali menjadi sorotan dunia pekan ini. Acara bergengsi tersebut semakin penting karena akan menampilkan pidato terakhir Chairman The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2026.
Powell dijadwalkan berpidato pada pukul 10.00 pagi waktu setempat atau 21.00 WIB. Momen ini disebut-sebut sebagai penutup delapan tahun kepemimpinannya di bank sentral AS.
Mengacu pada tujuh simposium terakhir, pasar keuangan global diperkirakan akan menghadapi potensi gejolak. Para analis menilai Powell kemungkinan akan memberikan sinyal terkait pemangkasan suku bunga yang akan dibahas dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16–17 September mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam beberapa bulan terakhir, pernyataan Powell cenderung bernada hawkish. Namun, melemahnya data ketenagakerjaan AS periode Juli, yang jauh di bawah ekspektasi, memicu harapan bahwa The Fed akan segera melonggarkan kebijakan moneter.
Sejarah mencatat, pidato Powell di Jackson Hole kerap menggerakkan pasar secara signifikan, terutama pasar obligasi. Meskipun dikenal dovish, pidato-pidato utamanya justru sering mendorong kenaikan yield.
Simposium paling bersejarah di era Powell terjadi pada 2022, ketika pidatonya yang hanya berlangsung delapan menit membuat pasar global terguncang. Saat itu, Powell menegaskan komitmen The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama (“higher for longer”) demi menekan inflasi, meski berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi. Dampaknya, indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.000 poin dalam sehari, S&P 500 merosot hampir 3,4%, dan Nasdaq jatuh lebih dari 4%. Tak hanya itu, pasar ekuitas global kehilangan nilai lebih dari US$ 2 triliun (setara Rp30 ribu triliun) hanya dalam hitungan hari.
Kini, dunia kembali menanti: apakah Powell akan memberi kejutan di penghujung masa jabatannya, atau justru memilih menenangkan pasar dengan nada yang lebih moderat?