Thailand, Teropongrakyat.co | 6 Juni 2025 – negara tetangga Indonesia yang terletak di Semenanjung Indochina, memiliki sejarah politik yang bergejolak.
Sejak awal abad ke-20, negara Gajah Putih ini telah mengalami setidaknya 14 kudeta militer, menjadikan Thailand sebagai negara dengan frekuensi kudeta tertinggi di Asia Tenggara. Kudeta-kudeta ini seringkali dipicu oleh perebutan kekuasaan antara militer, elit politik, dan monarki.
Meskipun Thailand telah mengalami periode demokrasi, transisi menuju pemerintahan sipil yang stabil seringkali terhambat oleh intervensi militer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Faktor-faktor yang berkontribusi pada tingginya angka kudeta di Thailand antara lain: struktur politik yang lemah, ketidakpercayaan publik terhadap institusi pemerintahan, peran kuat militer dalam politik, dan ketidakseimbangan kekuasaan antara berbagai kelompok kepentingan.
Kudeta-kudeta ini seringkali diikuti oleh periode ketidakpastian politik, pelanggaran hak asasi manusia, dan dampak negatif terhadap perekonomian.
Meskipun beberapa kudeta diawali dengan alasan untuk mengembalikan ketertiban dan stabilitas, hasilnya seringkali justru sebaliknya, memicu siklus kekerasan dan ketidakstabilan yang berkelanjutan.
Peristiwa-peristiwa tersebut telah membentuk persepsi internasional terhadap Thailand sebagai negara yang rentan terhadap intervensi militer dan ketidakstabilan politik.
Upaya untuk membangun demokrasi yang kuat dan berkelanjutan di Thailand masih terus berlanjut, menghadapi tantangan yang kompleks dan berakar dalam sejarah politik negara tersebut.
Pemahaman yang mendalam terhadap faktor-faktor yang menyebabkan kudeta di Thailand sangat penting untuk memahami dinamika politik di kawasan Asia Tenggara dan upaya untuk membangun perdamaian dan stabilitas regional.