Sidang Perdana Perkara Griya Shanta Didukung Ratusan Aksi Masa, Tergugat Mangkir

- Jurnalis

Selasa, 18 November 2025 - 20:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KOTA MALANG |Teropongrakyat.co – Sidang perdana gugatan warga Perumahan Griyashanta terkait rencana pembongkaran tembok untuk membuka jalan tembus digelar di Pengadilan Negeri (PN) Malang, pada Selasa (18/11/2025).

Sidang Perdana Perkara Griya Shanta Didukung Ratusan Aksi Masa, Tergugat Mangkir - Teropong Rakyat

Namun, agenda tersebut belum menghasilkan perkembangan berarti, lantaran seluruh pihak tergugat tidak hadir dalam persidangan.

ADVERTISEMENT

Sidang Perdana Perkara Griya Shanta Didukung Ratusan Aksi Masa, Tergugat Mangkir - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gugatan class action ini diajukan oleh warga Griyashanta dengan menggugat Wali Kota Malang, Satpol PP Kota Malang, serta Dinas PUPRPKP Kota Malang.

Adapun dalam sidang ini kali juga dihadiri 200 an massa pendukung yang juga menggelar aksi penyampaian pendapat di halaman Pengadilan Negeri Kota Malang dengan pengawalan ketat dari aparat Kepolisian.

Kuasa Hukum Warga Griyashanta, Wiwid Tuhu Prasetyanto menjelaskan, gugatan ini didaftarkan karena warga menilai terdapat perbuatan melawan hukum dalam kebijakan pembongkaran pagar perumahan. Menurutnya, langkah pemerintah tidak sesuai prosedur dan tidak melibatkan warga sebagai pihak yang terdampak langsung.

“Ada beberapa hal yang dilanggar Pemkot Malang saat menetapkan area tersebut sebagai jalan umum. Padahal dari data yang ada, tidak terungkap bahwa ini untuk kepentingan umum. Permohonan pembukaan jalan pun bukan muncul dari masyarakat luas, tetapi ada kepentingan tertentu dalam perkara ini,” ujarnya.

Baca Juga:  Baznas Kabupaten Bekasi Bawa Anak Yatim Piatu Rekreasi dan Edukasi ke TMII dalam Program 'Bekasi Mentari

Ia menegaskan, proses persidangan selanjutnya akan menjadi ruang untuk menggali bagaimana dasar hukum Pemkot Malang dalam memutuskan pembongkaran tembok kawasan hunian tertutup tersebut.

“Sidang perdana ini masih berfokus pada verifikasi identitas para pihak sebagai bagian dari mekanisme gugatan class action. Tadi, hakim juga menyampaikan bahwa akan diterbitkan panggilan sidang kedua, mengingat para tergugat belum hadir,” ungkapnya.

Wiwid mengatakan, pemilihan jalur gugatan perbuatan melawan hukum merupakan strategi hukum yang dianggap paling relevan pada tahap awal.

“Ada banyak opsi, termasuk PTUN, bahkan kemungkinan gugatan ke instansi yang lebih tinggi untuk melakukan pengawasan terhadap Pemkot. Namun yang paling realistis saat ini adalah gugatan perbuatan melawan hukum. Tidak menutup kemungkinan langkah lain akan diambil kemudian,” terangnya.

Ia menyebut, sejak tahun 1980 warga membeli hunian di Griyashanta dengan konsep kawasan tertutup.

“Sekalipun fasilitas umum (fasum) dan sosial (fasos) telah diserahkan kepada pemerintah, pemaknaan pengelolaannya tetap harus menjaga esensi awal perumahan tersebut sebagai hunian tertutup, bukan malah merusaknya,” jelasnya.

Sementara itu, Kuasa hukum lainnya, Andi Rachmanto, menyoroti munculnya opini publik yang seolah-olah ada warga yang mendukung jalan tembus. Menurutnya, informasi tersebut keliru.

Baca Juga:  Menkopolhukam Ingatkan Panglima TNI-Kapolri Awasi Anggota Soal Judi On-line

“Yang kami sesalkan, seolah opini tergiring bahwa ada warga Malang yang mendukung jalan tembus. Faktanya seluruh warga, khususnya warga Griya Shanta, menolak total sebagaimana yang kita ketahui bersama hari ini, kita harus cermat dan berhati – hati atas tindakan – tindakan adu domba oleh oknum yang tidak bertanggung jawab”, tegas Andi.

Ia juga menilai Pemkot Malang tidak melakukan pelibatan publik, sehingga kebijakan tersebut diduga melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB).

“Pemkot tidak melibatkan partisipasi publik. Warga tidak pernah diundang duduk bersama dan tidak pernah didengar meskipun telah bersurat resmi, maka patut diduga proyek jalan tembus ini bukan murni kepentingan umum, melainkan kebijakan pemerintah atas dorongan dari kelompok tertentu. Kita juga mengetahui bahwa di balik tembok itu akan dibangun proyek perumahan baru yang megah, sekali lagi hati – hati kebenaran akan mencari jalannya sendiri jangan sampai kedepannya mencuat hal – hal yang mengarah ke gratifikasi dan sebagainya”, pungkasnya.

Berita Terkait

Wakil Walikota : Tumbuhkan UMKM Lokal, Ekonomi Kota Malang Tumbuh
Topeng Malangan Kedungmonggo: Warisan Leluhur yang Terus Hidup di Tanah Pakisaji
Kejari Batu Musnahkan Ribuan Barang Bukti Narkotika dan Rokok Ilegal di TPA Tlekung
Bupati Malang Buka Workshop Transformasi Bisnis Berbasis AI, Dorong PKK Hadirkan Inovasi untuk Keluarga
Fun Jip Wisata Segoro Kidul di Pantai Kondang Merak Berlangsung Meriah, Forkopimda Malang Ikut Menjajal Rute Ekstrem
Pelatihan Penanganan dan Evakuasi Emergency Dasar di Wagir Disambut Antusias, Puluhan Relawan Ikuti Kegiatan
Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Nasional BGN Resmi Buka Bimtek Penjamah Makanan Program MBG Wilayah II di Kabupaten Malang
Karnaval Pesona Gondanglegi XII Digelar Meriah, Bupati Sanusi Lepas 38 Peserta di Tengah Guyuran Hujan

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 20:13 WIB

Wakil Walikota : Tumbuhkan UMKM Lokal, Ekonomi Kota Malang Tumbuh

Rabu, 19 November 2025 - 11:05 WIB

Topeng Malangan Kedungmonggo: Warisan Leluhur yang Terus Hidup di Tanah Pakisaji

Selasa, 18 November 2025 - 20:38 WIB

Sidang Perdana Perkara Griya Shanta Didukung Ratusan Aksi Masa, Tergugat Mangkir

Selasa, 18 November 2025 - 20:08 WIB

Kejari Batu Musnahkan Ribuan Barang Bukti Narkotika dan Rokok Ilegal di TPA Tlekung

Selasa, 18 November 2025 - 17:35 WIB

Bupati Malang Buka Workshop Transformasi Bisnis Berbasis AI, Dorong PKK Hadirkan Inovasi untuk Keluarga

Berita Terbaru

Pemerintahan

Wakil Walikota : Tumbuhkan UMKM Lokal, Ekonomi Kota Malang Tumbuh

Rabu, 19 Nov 2025 - 20:13 WIB