Pusat Arus Perdagangan global
Jakarta, 11 Juli 2025 – teropongrakyat.co — Di tengah dinamika global yang terus berubah, negara-negara yang mendominasi sektor perdagangan kini menunjukkan pengaruh yang sangat besar terhadap ketahanan negara lain, baik dari sisi ekonomi, politik, hingga keamanan pangan dan energi.
Negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jerman misalnya, telah menjadi pusat arus perdagangan global. Dengan penguasaan rantai pasok, teknologi, dan infrastruktur logistik yang kuat, negara-negara ini tidak hanya menjadi pusat produksi dunia, tetapi juga penentu arah kebijakan global.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketergantungan negara-negara berkembang terhadap ekspor-impor dari negara dominan meningkat tajam. Situasi ini menyebabkan risiko baru bagi negara yang belum memiliki sistem perdagangan dan produksi dalam negeri yang mandiri. Ketika negara dominan mengalami gejolak ekonomi atau memberlakukan kebijakan proteksionis, dampaknya langsung terasa hingga ke negara-negara mitra.
“Ketahanan nasional bukan lagi hanya soal militer atau politik, tetapi juga soal akses terhadap barang, energi, dan teknologi,” ujar Prof. Lestari Widodo, pakar geopolitik Universitas Indonesia. Ia menambahkan bahwa negara dominan mampu ‘menentukan arah’ dengan strategi perdagangan mereka, mulai dari tarif hingga pengendalian pasokan.
Salah satu contoh nyata adalah krisis pasokan chip semikonduktor dan pangan global akibat ketegangan dagang antara negara-negara besar. Negara yang terlalu tergantung pada impor kini terdampak dengan inflasi tinggi dan keterbatasan produksi.
Pemerintah Indonesia sendiri mulai mengantisipasi dampak ini dengan memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui hilirisasi industri, pembangunan energi terbarukan, serta diversifikasi pasar dagang.
“Ketahanan negara tidak bisa bergantung pada negara lain sepenuhnya. Kita harus mandiri,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam forum ekonomi nasional baru-baru ini.
Dengan realitas baru ini, para ahli menekankan pentingnya kerja sama regional, investasi pada sektor strategis, serta kebijakan dagang yang adaptif untuk menjaga kedaulatan dan ketahanan negara dalam jangka panjang.