Tragedi di RS Yarsi: Pasien Usus Buntu Koma, Dokter Nekat Operasi Lagi hingga Berujung Maut

- Jurnalis

Minggu, 7 September 2025 - 18:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Medical malpractice. Medical suit, stethoscope and documents.

Medical malpractice. Medical suit, stethoscope and documents.

Jakarta, 7 September 2025, Teropongrakyat.co – Dunia kedokteran kembali tercoreng dengan dugaan kasus malpraktik medis. Seorang dokter berinisial FK, yang bertugas di RS Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dituding melakukan maldiagnosis yang berujung pada meninggalnya seorang pasien perempuan berinisial U (43).

Peristiwa bermula ketika pasien U mengeluhkan sakit di bagian bawah pusar. Ia sempat dibawa ke Puskesmas Kemayoran dan didiagnosis menderita usus buntu. Karena keterbatasan fasilitas, pasien dirujuk ke RS Yarsi dengan membawa hasil pemeriksaan darah dan laboratorium.

Menurut keterangan keluarga, di RS Yarsi dokter FK kembali menegaskan diagnosis usus buntu dan segera melakukan operasi. Namun, usai operasi pertama, pasien mengalami koma dan tidak sadarkan diri. Anehnya, dokter FK tetap melanjutkan operasi kedua dengan alasan pasien diduga menderita tumor usus.

ADVERTISEMENT

Tragedi di RS Yarsi: Pasien Usus Buntu Koma, Dokter Nekat Operasi Lagi hingga Berujung Maut - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Istri saya menjalani dua kali operasi. Setelah operasi pertama (usus buntu), dia koma. Namun dalam kondisi koma tetap dilakukan operasi kedua dengan alasan ada tumor. Akhirnya istri saya meninggal dunia,” ungkap Tarmin, suami pasien, kepada wartawan.

Baca Juga:  Lomba Penataan Lingkungan: Dari Rawa Badak Selatan Untuk Indonesia Yang Lebih Hijau 

Tarmin juga menuturkan bahwa keluarga tidak pernah diberikan penjelasan yang transparan terkait kondisi pasien maupun hasil laboratorium.

“Kami tidak pernah diperlihatkan hasil pemeriksaan lab. Bahkan ketika ingin bertemu langsung dengan dokter FK, kami hanya ditemui humas dan dokter lain. Kondisi ini membuat kami menduga ada maldiagnosis dan malpraktik,” tegasnya.

Pasien akhirnya meninggal dunia pada 28 Agustus 2025 pukul 00.42 WIB. Keluarga berencana melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK/MKDKI) untuk menuntut keadilan.

Pihak RS Yarsi saat dikonfirmasi melalui dokter Irma menyatakan agar keluarga pasien mengajukan permintaan tertulis jika ingin bertemu langsung dengan dokter penanggung jawab (DPJP).

Baca Juga:  Mengenal 5 Fungsi Bra untuk Kesehatan Payudara Wanita

“Jika ada permintaan bertemu DPJP, silakan diajukan tertulis untuk dijawab oleh manajemen,” jelasnya singkat, Minggu (7/9/2025).

Pandangan Pakar Kesehatan

Menanggapi kasus ini, dr. Andi Wijaya, Sp.B, pakar kesehatan sekaligus ahli bedah, menegaskan bahwa setiap tindakan medis harus berdasarkan diagnosis yang jelas dan terverifikasi.

“Operasi dalam kondisi pasien koma tanpa adanya informed consent keluarga berpotensi melanggar etika dan hukum medis. Apalagi jika terdapat perubahan diagnosis dari usus buntu menjadi tumor usus, seharusnya dilakukan konfirmasi kepada keluarga pasien terlebih dahulu,” ujarnya.

Menurut dr. Andi, dugaan maldiagnosis bisa mengarah pada malpraktik jika terbukti dokter tidak mengikuti standar prosedur operasional (SOP).

“Kasus seperti ini perlu ditangani serius oleh MKDKI agar ada kepastian hukum, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,” tambahnya.

Sumber Berita: https://Chakranews.com

Berita Terkait

80 Anak Sudah Terhitan PT. TPK Koja Gelar Acara Kehitanan Masal di IHC PORT MEDICAL CENTER Tanjung Priok
Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Gandeng TNI AL Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera
BRI BO Jakarta Daan Mogot Gelar Senam Bersama
Peredaran Obat Keras di Pedurenan, Kec. Mustikajaya Semakin Merajalela, APH di Nilai Tutup Mata.
Cara Merawat Organ Intim Wanita dengan Benar untuk Cegah Infeksi dan Masalah Kesehatan
Senkom Mitra Polri Wagir Hadiri Pelatihan Penanganan dan Evakuasi Emergency Dasar, Perkuat Kapasitas Relawan di Kecamatan Wagir
Pelatihan Penanganan dan Evakuasi Emergency Dasar di Wagir Disambut Antusias, Puluhan Relawan Ikuti Kegiatan
Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Nasional BGN Resmi Buka Bimtek Penjamah Makanan Program MBG Wilayah II di Kabupaten Malang

Berita Terkait

Sabtu, 20 Desember 2025 - 10:35 WIB

80 Anak Sudah Terhitan PT. TPK Koja Gelar Acara Kehitanan Masal di IHC PORT MEDICAL CENTER Tanjung Priok

Selasa, 2 Desember 2025 - 16:35 WIB

Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Gandeng TNI AL Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera

Selasa, 18 November 2025 - 18:47 WIB

BRI BO Jakarta Daan Mogot Gelar Senam Bersama

Selasa, 18 November 2025 - 12:21 WIB

Peredaran Obat Keras di Pedurenan, Kec. Mustikajaya Semakin Merajalela, APH di Nilai Tutup Mata.

Senin, 17 November 2025 - 20:32 WIB

Cara Merawat Organ Intim Wanita dengan Benar untuk Cegah Infeksi dan Masalah Kesehatan

Berita Terbaru

Breaking News

Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga Depresi Usai Diputus Pacar

Sabtu, 20 Des 2025 - 15:04 WIB