Jakarta, teropongrakyat.co — Investasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mendefinisikan ulang arah ekonomi digital dunia. Menurut International Data Corporation (IDC), nilai investasi AI di kawasan Asia Pasifik diperkirakan mencapai 175 miliar dolar AS pada 2028, sementara IMARC Group memperkirakan pasar AI global akan menyentuh 177 miliar dolar AS pada 2033, dengan pertumbuhan lebih dari 20% per tahun.
Melihat potensi tersebut, Red Asia Group bersama Amazon Web Services (AWS) meluncurkan RedAI Triathlon 2025, sebuah ajang nasional yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem AI di Indonesia melalui penguatan sumber daya manusia unggul dan inovatif.
Kompetisi ini akan digelar pada 14 November 2025, dan menjadi wadah bagi talenta terbaik Indonesia untuk menunjukkan kemampuan menciptakan solusi AI yang dapat menjawab tantangan bisnis nyata. Dalam waktu empat jam, peserta akan melewati tiga babak utama yang menguji kemampuan analisis, inovasi, dan penerapan teknologi secara langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“RedAI Triathlon hadir untuk memberi panggung bagi bakat-bakat tersembunyi Indonesia agar bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya di dunia AI,” ujar Damon Hakim, Managing Partner & Chairman Red Asia Group dan Redcomm.
“Kami ingin membuka jalan bagi talenta muda untuk bersinar dan mendorong Indonesia menjadi kekuatan yang diperhitungkan di kancah global.”
Selain sebagai ajang kompetisi, RedAI Triathlon juga merupakan bagian dari strategi Red Asia Group dalam mempercepat transformasi digital berbasis AI di berbagai sektor industri Indonesia. Melalui pendekatan yang terintegrasi antara AI consultancy (Insignia), technology development (Salt), dan marketing transformation (Redcomm), Red Asia Group membangun ekosistem yang mempertemukan talenta, teknologi, dan peluang bisnis.
Kompetisi ini juga memberikan total hadiah Rp32 juta, sertifikasi AWS, serta peluang proyek dan karier bersama Red Asia Group bagi para pemenang. Lebih dari itu, RedAI Triathlon menjadi wadah bagi peserta untuk terkoneksi langsung dengan pemimpin industri, memperluas jejaring profesional, serta memperoleh pengakuan nasional di bidang kecerdasan buatan. “AI bukan hanya tentang algoritma, tetapi juga keberanian untuk berpikir cepat dan berinovasi,” kata Richard Ho, Co-founder Insignia.
Sementara itu, Marco Widjojo, Co-founder Salt, menekankan, “RedAI Triathlon diharapkan dapat melahirkan generasi kreator AI Indonesia yang siap menciptakan dampak besar, bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga global.”
Melalui inisiatif ini, RedAI menegaskan komitmennya untuk mempercepat adopsi kecerdasan buatan di Indonesia. Program seperti RedAI Triathlon menjadi bukti konkret bahwa investasi pada pengembangan talenta AI bukan hanya soal kompetisi, tetapi bagian dari strategi ekonomi nasional dalam menghadapi tantangan global dan meningkatkan daya saing industri digital.
Pendaftaran RedAI Triathlon 2025 telah dibuka melalui situs resmi triathlon.redai.id. Kompetisi ini terbuka untuk AI developer, programmer, data scientist, dan profesional teknologi yang ingin berkontribusi langsung pada masa depan transformasi digital Indonesia.

























































