Sejarah – TeropongRakyat.co || Prabu Sri Aji Jayabaya, atau lebih dikenal sebagai Prabu Jayabaya, adalah salah satu raja yang terkenal dalam sejarah Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Ia merupakan Raja ketiga Kerajaan Panjalu, yang lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri, dan memerintah selama 24 tahun, dari tahun 1135 hingga 1159 Masehi. Prabu Jayabaya merupakan putra dari Prabu Kameswara Salakabhuwanatustikiran, Sarwaniwaryawirya Parakramadigdayo Tunggadewa, cucu dari Prabu Sri Jayawarsa, pendiri Kerajaan Panjalu, serta cicit dari Prabu Airlangga, Raja Medang Kahuripan.
Selama masa pemerintahannya, Prabu Jayabaya dikenal sebagai sosok yang sangat bijaksana. Beliau memiliki kemampuan untuk meramalkan keadaan Tanah Jawa pada ratusan tahun yang akan datang, menjadikannya terkenal karena ramalan-ramalan yang terkait dengan masa depan Jawa. Selain itu, Prabu Jayabaya juga dikenal sebagai seorang pembangun yang memajukan Kerajaan Kediri dengan membangun berbagai infrastruktur penting, seperti jalan, jembatan, dan bendungan, yang berkontribusi pada kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.
Menurut berbagai sumber seperti Serat Pranitiradya dan Serat Pranitiwakya, Prabu Jayabaya juga dikenal sebagai seorang raja yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, menjadikannya dihormati dan dikenang sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Prabu Jayabaya menikah dengan Dewi Sara dan memiliki beberapa anak, antara lain Jaya Hamijaya, Dewi Pramesti, Dewi Pramuni, dan Dewi Sasanti. Jaya Hamijaya sendiri dipercaya menjadi leluhur bagi raja-raja besar di Jawa, termasuk raja-raja di Majapahit dan Mataram Islam. Sementara Dewi Pramesti menikah dengan Astradarma, Raja Yawastina, dan melahirkan Anglingdarma, Raja Malawapati.
Setelah memerintah dengan bijaksana selama 24 tahun, Prabu Jayabaya turun takhta pada usia tua. Ia dikisahkan mengakhiri hidupnya dengan moksha (mencapai kebebasan spiritual) di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Lokasi petilasan Prabu Jayabaya tersebut kini menjadi tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat dan ramai dikunjungi hingga saat ini. Beberapa situs penting yang terkait dengan Prabu Jayabaya di antaranya adalah:
1. Titik Pamoksan (tempat semedi hingga akhirnya moksha),
2. Loka Busana (tempat sang raja melukar busana),
3. Loka Makuta (tempat sang raja menanggalkan mahkota),
4. Sendang Tirta Kamandanu (mata air yang berjarak sekitar 500 meter dari pusara pamoksan).
Prabu Sri Aji Jayabaya tidak hanya dikenang sebagai raja besar, tetapi juga sebagai tokoh legendaris yang memberikan banyak pengaruh terhadap sejarah dan budaya Jawa, serta meninggalkan warisan yang masih hidup dalam ingatan masyarakat hingga kini.
Penulis : Ruhan
Editor : Romli S.IP
Sumber Berita : Arsip Nasional Indonesia