Oknum Wartawan Abaikan Kode Etik Jurnalistik:  Pemberitaan Tanpa Sumber Merajalela

- Jurnalis

Kamis, 12 Juni 2025 - 03:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, teropongrakyat.co | 12 Juni 2025 –  Praktik jurnalistik yang tidak profesional masih menjadi masalah serius.  Banyak oknum wartawan yang mengabaikan Kode Etik Jurnalistik, khususnya terkait penggunaan sumber dan kutipan dalam penulisan berita.  Akibatnya, pemberitaan yang tidak akurat, tidak berimbang, dan bahkan menyesatkan  semakin marak, menimbulkan keresahan di masyarakat.

Fenomena ini terlihat dari banyaknya berita yang beredar tanpa menyebutkan sumber informasi yang jelas. Penulisan berita yang minim kutipan atau bahkan tanpa kutipan sama sekali membuat sulit bagi pembaca untuk memverifikasi kebenaran informasi yang disampaikan.

Hal ini menimbulkan keraguan dan menimbulkan potensi penyebaran informasi palsu atau hoaks.  Ketiadaan transparansi mengenai sumber berita juga mengaburkan kredibilitas wartawan dan media tempat mereka bekerja.

ADVERTISEMENT

Oknum Wartawan Abaikan Kode Etik Jurnalistik:  Pemberitaan Tanpa Sumber Merajalela - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa faktor berkontribusi terhadap masalah ini.  Kurangnya pelatihan dan pemahaman yang mendalam mengenai Kode Etik Jurnalistik di kalangan wartawan menjadi salah satu penyebab utama.

Baca Juga:  Seorang Paskibra, Dirinya Memberikan Pesan Kepada Rekan Siswa Pelajar di HUT RI ke 80

Tekanan untuk menghasilkan berita dengan cepat dan banyak, tanpa memperhatikan kualitas dan akurasi, juga turut berperan.  Dalam persaingan media yang ketat, beberapa oknum wartawan mungkin tergoda untuk memprioritaskan kecepatan daripada ketepatan dan kebenaran.

Dampak dari pemberitaan tanpa sumber sangat luas. Selain merusak kepercayaan publik terhadap media, hal ini juga dapat menimbulkan kerugian bagi individu atau lembaga yang diberitakan secara tidak akurat.

Reputasi seseorang atau lembaga dapat ternoda akibat berita yang tidak berdasar dan tidak dapat diverifikasi.  Dalam kasus yang lebih serius, berita yang tidak bertanggung jawab dapat memicu konflik sosial dan bahkan tindakan kekerasan.

Dewan Pers sebagai lembaga yang mengawasi dan melindungi profesi wartawan memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini.  Peningkatan pengawasan dan penegakan Kode Etik Jurnalistik perlu dilakukan secara konsisten.

Selain itu, pendidikan dan pelatihan jurnalistik yang berfokus pada etika dan penggunaan sumber yang bertanggung jawab harus ditingkatkan.  Kerja sama antara Dewan Pers, perguruan tinggi, dan media massa sangat penting untuk mewujudkan jurnalistik yang profesional dan bertanggung jawab.

Baca Juga:  Ngopi Bukan Sekadar Gaya Hidup, Ini Manfaat Kesehatan yang Perlu Lo Tahu!

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini.  Penting bagi masyarakat untuk kritis dalam menerima informasi dan memverifikasi kebenaran berita sebelum menyebarkannya lebih lanjut.

Membiasakan diri untuk mengecek sumber berita dan membandingkan informasi dari berbagai sumber dapat membantu mengurangi penyebaran informasi yang tidak akurat.

Perbaikan kualitas jurnalistik membutuhkan komitmen bersama dari semua pihak.  Dengan meningkatkan pemahaman dan kepatuhan terhadap Kode Etik Jurnalistik, serta dengan meningkatkan literasi media di masyarakat, diharapkan pemberitaan yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab dapat menjadi standar dalam dunia jurnalistik Indonesia.

Hanya dengan demikian, kepercayaan publik terhadap media dapat dipulihkan dan peran media sebagai pilar demokrasi dapat dijalankan secara optimal.

Penulis : RQ

Sumber Berita: Teropongrakyat.co

Berita Terkait

Jejak Partai-Partai Kristen di Indonesia: Dari Parkindo hingga Era Reformasi
Momen Foto Kebersamaan Bupati dan Kajari di Tengah Sorotan Konflik Kepentingan Penanganan Kasus Hukum
Jalan Terjal Menuju Kesetaraan Tanda Urgensi Partai Politik Kristen
Kabinet Prabowo: Analisis Politik dan Tantangan Para Menteri Baru
Kesamaan 17+8 Tuntutan Rakyat dengan Visi Jokowi, Benang Merah tapi Beda Arah
Polri Terjebak Pusaran Opini: Supremasi Hukum Jadi Tumbal Tekanan Massa?
Aparat Bersenjata Lengkap, Rakyat Jadi Sasaran
Semangat Kemerdekaan Membara: Indonesia Bersatu Menuntut Keadilan di Tengah Sorotan Dunia

Berita Terkait

Rabu, 10 September 2025 - 23:43 WIB

Jejak Partai-Partai Kristen di Indonesia: Dari Parkindo hingga Era Reformasi

Rabu, 10 September 2025 - 19:46 WIB

Momen Foto Kebersamaan Bupati dan Kajari di Tengah Sorotan Konflik Kepentingan Penanganan Kasus Hukum

Rabu, 10 September 2025 - 19:18 WIB

Jalan Terjal Menuju Kesetaraan Tanda Urgensi Partai Politik Kristen

Selasa, 9 September 2025 - 04:27 WIB

Kabinet Prabowo: Analisis Politik dan Tantangan Para Menteri Baru

Jumat, 5 September 2025 - 22:55 WIB

Kesamaan 17+8 Tuntutan Rakyat dengan Visi Jokowi, Benang Merah tapi Beda Arah

Berita Terbaru

Otomotif

Wuling BinguoEV Raih Predikat Mobil Listrik Pilihan Keluarga

Sabtu, 13 Sep 2025 - 21:14 WIB

Breaking News

Narkoba Mengancam Pasar Minggu, Aparat Harus Lebih Serius

Sabtu, 13 Sep 2025 - 17:11 WIB