Jakarta, teropongrakyat.co | 12 Juni 2025 – Praktik jurnalistik yang tidak profesional masih menjadi masalah serius. Banyak oknum wartawan yang mengabaikan Kode Etik Jurnalistik, khususnya terkait penggunaan sumber dan kutipan dalam penulisan berita. Akibatnya, pemberitaan yang tidak akurat, tidak berimbang, dan bahkan menyesatkan semakin marak, menimbulkan keresahan di masyarakat.
Fenomena ini terlihat dari banyaknya berita yang beredar tanpa menyebutkan sumber informasi yang jelas. Penulisan berita yang minim kutipan atau bahkan tanpa kutipan sama sekali membuat sulit bagi pembaca untuk memverifikasi kebenaran informasi yang disampaikan.
Hal ini menimbulkan keraguan dan menimbulkan potensi penyebaran informasi palsu atau hoaks. Ketiadaan transparansi mengenai sumber berita juga mengaburkan kredibilitas wartawan dan media tempat mereka bekerja.
Beberapa faktor berkontribusi terhadap masalah ini. Kurangnya pelatihan dan pemahaman yang mendalam mengenai Kode Etik Jurnalistik di kalangan wartawan menjadi salah satu penyebab utama.
Tekanan untuk menghasilkan berita dengan cepat dan banyak, tanpa memperhatikan kualitas dan akurasi, juga turut berperan. Dalam persaingan media yang ketat, beberapa oknum wartawan mungkin tergoda untuk memprioritaskan kecepatan daripada ketepatan dan kebenaran.
Dampak dari pemberitaan tanpa sumber sangat luas. Selain merusak kepercayaan publik terhadap media, hal ini juga dapat menimbulkan kerugian bagi individu atau lembaga yang diberitakan secara tidak akurat.
Reputasi seseorang atau lembaga dapat ternoda akibat berita yang tidak berdasar dan tidak dapat diverifikasi. Dalam kasus yang lebih serius, berita yang tidak bertanggung jawab dapat memicu konflik sosial dan bahkan tindakan kekerasan.
Dewan Pers sebagai lembaga yang mengawasi dan melindungi profesi wartawan memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini. Peningkatan pengawasan dan penegakan Kode Etik Jurnalistik perlu dilakukan secara konsisten.
Selain itu, pendidikan dan pelatihan jurnalistik yang berfokus pada etika dan penggunaan sumber yang bertanggung jawab harus ditingkatkan. Kerja sama antara Dewan Pers, perguruan tinggi, dan media massa sangat penting untuk mewujudkan jurnalistik yang profesional dan bertanggung jawab.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini. Penting bagi masyarakat untuk kritis dalam menerima informasi dan memverifikasi kebenaran berita sebelum menyebarkannya lebih lanjut.
Membiasakan diri untuk mengecek sumber berita dan membandingkan informasi dari berbagai sumber dapat membantu mengurangi penyebaran informasi yang tidak akurat.
Perbaikan kualitas jurnalistik membutuhkan komitmen bersama dari semua pihak. Dengan meningkatkan pemahaman dan kepatuhan terhadap Kode Etik Jurnalistik, serta dengan meningkatkan literasi media di masyarakat, diharapkan pemberitaan yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab dapat menjadi standar dalam dunia jurnalistik Indonesia.
Hanya dengan demikian, kepercayaan publik terhadap media dapat dipulihkan dan peran media sebagai pilar demokrasi dapat dijalankan secara optimal.
Penulis : RQ
Sumber Berita: Teropongrakyat.co