Mengenang 26 Tahun Silam Tragedi Kemanusiaan Berbau Rasial yang Lebih di Kenal Tragedi Kerusuhan Mei 1998.

- Jurnalis

Senin, 13 Mei 2024 - 18:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teropongrakyat.co

Jakarta – Tepat Hari ini, 26 tahun silam, 13 Mei 1998 bangsa Indonesia terguncang dengan tragedi kemanusiaan yang mencoreng sejarah, Kerusuhan Mei 1998 dan Tragedi Trisakti. Tragedi ini menjadi luka mendalam bagi bangsa, meninggalkan kenangan pahit tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), rasisme, dan kekejaman.

Kerusuhan Mei 1998, sebagai bagian dari gelombang perubahan besar-besaran, mencatat pelanggaran HAM yang memilukan. Dalam rentang waktu 13 hingga 15 Mei 1998, suasana panas kerusuhan menghantam berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta dan Solo, mengguncang sendi-sendi masyarakat.

ADVERTISEMENT

Mengenang 26 Tahun Silam Tragedi Kemanusiaan Berbau Rasial yang Lebih di Kenal Tragedi Kerusuhan Mei 1998. - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

12 Mei 1998

Berawal dari krisis moneter 1997-1998 yang melanda Indonesia, rakyat dilanda keresahan dan frustrasi. Di tengah situasi tersebut, aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menuntut perubahan dan reformasi.

Empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembak dalam aksi demonstrasi yang semula damai. Mereka, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

Baca Juga:  PLN Mobile Menyapa Warga Cempaka Putih

13 Mei 1998

Kerusuhan bermula pada 13 Mei 1998, sehari setelah Tragedi Trisakti yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti. Kemarahan rakyat terhadap rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun dan krisis moneter 1997/1998 yang melumpuhkan ekonomi, meledak dalam aksi demonstrasi di berbagai daerah.

Di Jakarta, aksi berkabung di depan Universitas Trisakti dihalangi aparat keamanan, memicu amarah massa. Sebuah truk sampah yang ada di perempatan jalan layang Grogol dibakar, rambu-rambu dicabut dan pagar pembatas jalan dicabuti, bahkan gedung dan mobil di halaman parkir Mal Ciputra dirusak.

14 Mei 1998

Di Jakarta, situasi kian memanas pada 14 Mei 1998. Kerusuhan mulai menyasar etnis Tionghoa, diwarnai dengan penjarahan, pembakaran toko dan rumah, serta pelecehan seksual. Kebencian dan sentimen anti-Tionghoa yang telah lama menumpuk, dipicu oleh tuduhan palsu bahwa etnis Tionghoa merupakan dalang krisis moneter.

Baca Juga:  Jaksa Ahli Utama Dr. Fri Hartono,SH,MH Bersama JCLEC dan Australia Gelar Seminar Nasional Tentang TPPM di Bali

15 Mei 1998

Puncak kerusuhan terjadi pada 15 Mei 1998. Sedikitnya 273 orang tewas terpanggang api di dua pusat perbelanjaan akibat dijarah dan dibakar massa, yakni Sentra Plaza Klender Jakarta Timur yang dikenal sebagai tragedi Mall Klender dan juga Ciledug Plaza Tangerang.

Bank-bank bahkan terpaksa ditutup karena ancaman pembakaran, perusuh juga memblokir jalan dari Semarang ke Surakarta. Kekerasan seksual terhadap perempuan Tionghoa menjadi puncak kekejaman, dengan korban dilecehkan, disekap, bahkan dibunuh secara biadab.

Terpisah, Aktivis 98 dan pelaku sejaran yang akrab di sapa Kamper mengatakan,” Tragedi kemanusiaan atau lebih dikenal kerusuhan Mei 1998 setidaknya menelan korban jiwa mencapai 1.188 orang”.

“Dan setidaknya kontras mencatat 85 wanita etnis Tionghoa dilaporkan mengalami pelecehan seksual. Luka mendalam dan trauma yang dialami para korban masih membekas hingga saat ini,”pungkas Kamper kepada TeropongRakyat.co, Senin (13/05).

Berita Terkait

Tragedi di Cilincing: Bocah 12 Tahun Jadi Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan, Pelaku Telah Diamankan Polisi
Hakim Tolak Praperadilan Nadiem Makarim dalam Kasus Dugaan Korupsi Laptop Chromebook
Penuh Semangat, Satgas TMMD Kodim 1505/Tidore dan Warga Gotong Royong Angkat Papan Mal Masjid
CIBER (Cilincing Bersatu) Gelar Konsolidasi dan Silaturahmi di Pantai Marunda
Funder Diduga Jadi Alat Cuci Uang! Uang Miliaran Proyek Alkes GSM Disulap, Karyawan Dijadikan Kambing Hitam
Aksi Sigap Prajurit Kodim 1715/Yahukimo Mengevakuasi Para Pendulang Emas Yang Menjadi Korban Pembunuhan oleh OPM di wilayah Yahukimo
Layanan Terintegrasi Pacu Pertumbuhan: Pelindo Solusi Logistik Catat Kinerja Gemilang
Kasus Kematian Pasien BPJS, Keluarga Korban Resmi Laporkan RSUD Sultan Sulaiman ke Polda Sumut Atas Dugaan Kelalaian Medis

Berita Terkait

Selasa, 14 Oktober 2025 - 12:44 WIB

Tragedi di Cilincing: Bocah 12 Tahun Jadi Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan, Pelaku Telah Diamankan Polisi

Selasa, 14 Oktober 2025 - 12:34 WIB

Hakim Tolak Praperadilan Nadiem Makarim dalam Kasus Dugaan Korupsi Laptop Chromebook

Selasa, 14 Oktober 2025 - 11:01 WIB

Penuh Semangat, Satgas TMMD Kodim 1505/Tidore dan Warga Gotong Royong Angkat Papan Mal Masjid

Selasa, 14 Oktober 2025 - 09:58 WIB

CIBER (Cilincing Bersatu) Gelar Konsolidasi dan Silaturahmi di Pantai Marunda

Senin, 13 Oktober 2025 - 22:38 WIB

Aksi Sigap Prajurit Kodim 1715/Yahukimo Mengevakuasi Para Pendulang Emas Yang Menjadi Korban Pembunuhan oleh OPM di wilayah Yahukimo

Berita Terbaru