JEJAK SEJARAH KERAJAAN SUNDA

- Jurnalis

Kamis, 21 November 2024 - 20:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejarah – TeropongRakyat.co || Jejak Sejarah Kerajaan Sunda: Dari Prasasti Hingga Kisah Bujangga Manik

Nama “Sunda” pertama kali tercatat sebagai identitas sebuah kerajaan dalam Prasasti Kebonkopi II yang berasal dari tahun 854 Saka (atau 932 M). Prasasti yang ditulis dalam aksara Kawi dan menggunakan bahasa Melayu ini memuat pesan penting dari Rakryan Juru Pangambat yang berbunyi:

Ini sabdakalanda Rakryan Juru Pangambat I kawihaji panyaca pasagi marsandeca ~ ba(r) pulihkan hajiri Sunda”

ADVERTISEMENT

JEJAK SEJARAH KERAJAAN SUNDA - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

Secara garis besar, prasasti tersebut mengisahkan bagaimana pemerintahan dikembalikan ke tangan raja Sunda.

Selain Prasasti Kebonkopi II, Prasasti Jayabupati juga menyebutkan kerajaan Sunda. Ditemukan di tepi Sungai Cicatih di Cibadak, Sukabumi, prasasti ini ditulis di atas empat batu besar dan terdiri dari 40 baris yang mencatat pendirian sebuah kawasan suci bernama Sanghyang Tapak oleh Raja Jayabhupati pada tahun 1030 M. Tempat suci ini dilindungi dengan ketat oleh kerajaan.

Baca Juga:  Anggota DPRD Komisi I Prov. Sulawesi Utara Julitje Margareta Marinka, S.E. Laksanakan Giat Reses Sambangi Konstituen di Kota Bitung

Pada abad ke-15, prasasti berbahan tembaga dari Kebantenan turut memperkuat bukti keberadaan Kerajaan Sunda. Prasasti Kebantenan I (Jayagiri) mencatat perintah Raja Rahyang Niskala Wastu Kancana kepada Susuhunan Pakuan Pajajaran untuk mengelola “dayohan” di Jayagiri dan Sunda Sembawa tanpa memungut pajak dari penduduk, karena mereka menjadi pemeluk Hindu yang menyembah dewa-dewa. Lalu, dalam Prasasti Kebantenan II (Sunda Sembawa I), Sri Baduga Maharaja (1482-1521), raja di Pakuan, menyatakan dukungannya terhadap tanah suci yang didedikasikan untuk wiku atau pendeta, yang harus dipertahankan sebagai tempat ibadah. Prasasti Kebantenan III dan IV juga menekankan peran Sri Baduga Maharaja dalam mendukung pembangunan tempat suci di Sunda Sembawa dan Gunung Samya (sekarang Gunung Rancamaya).

Kehidupan sehari-hari di Kerajaan Sunda pada akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16 tergambarkan dalam Naskah Bujangga Manik. Naskah ini, salah satu karya penting dalam sastra Sunda Kuno, mengisahkan tentang Jaya Pakuan, atau Bujangga Manik, seorang pangeran yang memilih hidup sebagai pertapa Hindu yang taat. Melalui pengembaraannya dari Pakuan Pajajaran ke Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Bali, naskah ini memuat rincian tempat-tempat, budaya, dan adat istiadat Sunda pada masa itu. Tertulis tanpa pengaruh bahasa Arab dan tanpa adanya jejak Islam, naskah ini diyakini berasal dari periode pra-Islam dan diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16, dengan referensi ke Majapahit, Kesultanan Malaka, dan Kesultanan Demak yang membantu penentuan periodisasi cerita.

Baca Juga:  Hymne Negeri Cahaya: Karya Hery Purwanto yang Menyalakan Semangat Persatuan Bangsa

Naskah Bujangga Manik menjadi salah satu sumber paling berharga yang melestarikan warisan budaya dan sejarah Sunda yang autentik, memberikan pandangan mendalam tentang masyarakat dan kepercayaan Sunda pada zaman itu.

Penulis : Ruhan

Editor : Romli S.IP

Sumber Berita: Naskah Pujangga Manik/ Perpustakaan Nasional/https://teropongrakyat.co/15838-2/

Berita Terkait

PT Pelindo Solusi Logistik Jadi Sorotan Ukir Prestasi Gemilang di OSH Asia’s Summit 2025: Borong 3 Penghargaan K3
HUT Ke-30 Gereja Bartolomeus Bekasi Meriahkan Kota dengan FUN RUN dan UMKM 2025
Dari Cibitung ke Cilincing: 19 Tahun Dedikasi CTP Tollways, Wujudkan Jalan Tol Berstandar Prima dan Efisien
TPK Koja Era Baru: Ibu Banu Astrini Gencar Tinjau Lapangan, Prioritaskan Kualitas Layanan
Ketua Pokja Wartawan Gunung Kaler Kecam Kekerasan dan Intimidasi Jurnalis di Dinas Perkim Tangerang
Momen Foto Kebersamaan Bupati dan Kajari di Tengah Sorotan Konflik Kepentingan Penanganan Kasus Hukum
JTCC Terus Berbenah: Standar Pelayanan Minimal Jadi Prioritas Utama
Harhubnas 2025: Pelabuhan Sunda Kelapa Berkomitmen Jadi Pelabuhan Ramah Lingkungan

Berita Terkait

Senin, 15 September 2025 - 13:03 WIB

PT Pelindo Solusi Logistik Jadi Sorotan Ukir Prestasi Gemilang di OSH Asia’s Summit 2025: Borong 3 Penghargaan K3

Minggu, 14 September 2025 - 09:35 WIB

HUT Ke-30 Gereja Bartolomeus Bekasi Meriahkan Kota dengan FUN RUN dan UMKM 2025

Sabtu, 13 September 2025 - 12:57 WIB

TPK Koja Era Baru: Ibu Banu Astrini Gencar Tinjau Lapangan, Prioritaskan Kualitas Layanan

Jumat, 12 September 2025 - 17:12 WIB

Ketua Pokja Wartawan Gunung Kaler Kecam Kekerasan dan Intimidasi Jurnalis di Dinas Perkim Tangerang

Rabu, 10 September 2025 - 19:46 WIB

Momen Foto Kebersamaan Bupati dan Kajari di Tengah Sorotan Konflik Kepentingan Penanganan Kasus Hukum

Berita Terbaru

Otomotif

Wuling BinguoEV Raih Predikat Mobil Listrik Pilihan Keluarga

Sabtu, 13 Sep 2025 - 21:14 WIB

Breaking News

Narkoba Mengancam Pasar Minggu, Aparat Harus Lebih Serius

Sabtu, 13 Sep 2025 - 17:11 WIB