Jakarta, 14 Juli 2025 – teropongrakyat.co — Dalam beberapa tahun terakhir, tren perempuan di luar negeri yang memilih untuk tidak memakai bra (BH) semakin mencuat dan menjadi bagian dari gaya hidup serta ekspresi kebebasan. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan perubahan tren fesyen, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, kesehatan, hingga pandangan feminisme modern.
Di sejumlah negara Eropa dan Amerika Utara, pilihan untuk tidak mengenakan bra kini dianggap hal yang lumrah, terutama di kalangan generasi muda. Banyak dari mereka menganggap bra bukan lagi sebuah kewajiban, melainkan pilihan pribadi.
“Rasanya lebih nyaman dan natural tanpa bra,” ujar Emily, mahasiswi asal indonesia yang tinggal di Berlin. “Saya merasa lebih bebas, dan tak lagi tertekan oleh standar tubuh yang diciptakan industri fesyen.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alasan di Balik Tren Tanpa Bra:
- Kenyamanan
Banyak perempuan mengeluhkan ketidaknyamanan saat memakai bra, terutama jika digunakan dalam waktu lama. Tekanan kawat dan tali bra sering menyebabkan nyeri punggung, iritasi kulit, hingga gangguan sirkulasi. - Kesadaran Kesehatan
Sejumlah studi menunjukkan bahwa tidak mengenakan bra dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu memperkuat otot dada secara alami. - Gerakan Feminisme
Kaum feminis di banyak negara mendorong narasi bahwa tubuh perempuan bukan objek konsumsi publik, dan pilihan untuk memakai atau tidak memakai bra adalah bentuk kontrol atas tubuh mereka sendiri. - Perubahan Norma Sosial
Di negara-negara Barat, norma berpakaian lebih longgar dan terbuka terhadap keberagaman. Tubuh bukan lagi hal yang tabu, dan kebebasan berekspresi sangat dijunjung tinggi. - Pengaruh Media Sosial dan Selebriti
Sejumlah selebriti dunia seperti Rihanna, Kendall Jenner, hingga Zendaya sering tampil tanpa bra di depan publik, dan ini mendorong pengikut mereka untuk melakukan hal serupa.
Reaksi Publik Beragam
Meski banyak yang mendukung, tren ini juga menuai kontroversi. Beberapa kalangan menganggapnya sebagai bentuk “pembangkangan” terhadap norma atau tidak sopan, khususnya di budaya yang lebih konservatif.
Namun demikian, tren tanpa bra tampaknya bukan sekadar mode sesaat, melainkan bagian dari pergeseran paradigma perempuan modern yang lebih menuntut kenyamanan, kebebasan, dan penghargaan terhadap tubuhnya sendiri.