Bitcoin Melanjutkan Tren Bullish, Target Harga Rp1,5 Miliar Semakin Dekat

- Jurnalis

Selasa, 12 November 2024 - 10:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bitcoin (BTC) mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di US$89.500 aatu sekitar Rp1,4 miliar pada Selasa (12/11), setelah lonjakan permintaan yang signifikan terhadap ETF BTC-spot AS pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden. Dari data yang dikumpulkan hingga 8 November 2024, aliran dana masuk ke ETF BTC-spot AS tercatat sekitar US$7,56 miliar. Kini, BTC terus melonjak hingga US$82.252, dan beberapa analis pasar optimis harga Bitcoin bisa mencapai US$100.000.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, meyakini bahwa sikap pro-Bitcoin Trump menciptakan keseimbangan baru dalam pasokan dan permintaan BTC. Tren ini menunjukkan bahwa Kongres AS semakin menerima kripto sebagai kelas aset unik yang tidak perlu diatur secara ketat seperti saham atau obligasi.

Pada 12 November 2024, BTC mengalami kenaikan 8%, menutup harga di US$88.500 dan memperpanjang tren bullish selama tujuh hari berturut-turut.

ADVERTISEMENT

Bitcoin Melanjutkan Tren Bullish, Target Harga Rp1,5 Miliar Semakin Dekat - Teropong Rakyat

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Banyak analis memperkirakan jika aliran dana terus meningkat, BTC berpotensi mencapai US$90.000, bahkan US$100.000 atau sekitar Rp1,5 miliar. Peningkatan harga ini didorong oleh permintaan institusional yang besar, diikuti oleh minat dari investor ritel,” kata Fyqieh.

Bitcoin bukan satu-satunya yang mengalami kenaikan; beberapa altcoin juga menunjukkan tren positif. Ethereum (ETH) naik 20,8% selama seminggu terakhir, Cardano (ADA) naik 22,7%, sementara BNB dan XRP masing-masing naik 9,5% dan 8,2%. Dogecoin (DOGE) mencatatkan lonjakan tertinggi, yaitu 30,3%, mencerminkan peningkatan minat investor ritel pada kripto secara keseluruhan.

Baca Juga:  NI MADE REDINA WATI, Pemenang TOYIB 2024 JCI Badung Bali di bidang Humanitarian

Ethereum dan Solana (SOL) juga menunjukkan performa baik, masing-masing didukung oleh peningkatan minat terhadap DeFi dan ekspektasi regulasi yang lebih ramah dari pemerintahan Trump.

Ilustrasi aset kripto Bitcoin (BTC) yang melonjak. Sumber: Tokocrypto.

Pengaruh Data Ekonomi AS terhadap Kripto

Investor kripto juga mencermati data ekonomi AS, khususnya data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis pada 13 November 2024. Data ini bisa memengaruhi kebijakan moneter The Fed. Baru-baru ini, The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan proyeksi pemotongan lagi pada Desember sebesar 65%. Selain itu, data Indeks Harga Produsen (PPI) dan beberapa pidato pejabat The Fed, termasuk Ketua Fed Jerome Powell, akan turut menjadi sorotan. Jika Powell memberikan isyarat kebijakan moneter ketat, hal ini dapat mempengaruhi sentimen pasar.

Crypto Fear & Greed Index pada 12 November menunjukkan sentimen “Extreme Greed” dengan skor 80, menandakan optimisme tinggi para investor terhadap pasar kripto. Sentimen ekstrem seperti ini kerap muncul di tengah kenaikan harga aset, namun, ini juga sering kali menjadi sinyal bagi investor untuk waspada karena pasar cenderung mengalami koreksi setelah periode kenaikan tajam.

Baca Juga:  Persegi dan Manis: Gaya Jam Tangan Klasik yang Kembali Bersinar

“Euforia pasar saat ini menciptakan keyakinan di kalangan investor, terutama yang ritel, bahwa Bitcoin bisa terus menanjak hingga level psikologis US$100.000. Meski optimisme sangat kuat, kami mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi dan mempertimbangkan posisi dengan matang di tengah volatilitas tinggi ini,” jelas Fyqieh.

Secara teknikal, Bitcoin saat ini bergerak di atas rata-rata pergerakan (EMA) 50 hari dan 200 hari, menandakan sinyal bullish yang kuat. Jika BTC mampu menembus level tertinggi 11 November di US$85.404, harga diprediksi bisa melanjutkan ke US$88.000 atau bahkan US$90.000 dengan momentum yang terus terjaga. Namun, bila BTC turun di bawah US$75.000, level support berikutnya adalah US$70.000, dengan batas bawah di US$69.000.

Tingkat Relative Strength Index (RSI) 14-hari menunjukkan posisi BTC di angka 67,11, yang mendekati area overbought. Dengan kata lain, harga bisa mencapai US$80.000 sebelum memasuki fase jenuh beli. Bagi para investor, pekan ini adalah momen strategis untuk mempertimbangkan aset dengan potensi tinggi, mengingat kondisi pasar yang sedang bullish.

Berita Terkait

Tempat Hiburan Karaoke Masih Jadi Primadona Masyarakat Tanah Air
INDONESIA HADIRI SIDANG DEWAN IMO KE 134 DI LONDON, INGGRIS
Usulan Pagu Indikatif Kementerian Perhubungan TA 2026 Sebesar Rp24,4 Triliun, Komisi V DPR RI Setuju?
Skandal BUMD BDS Menguap, Forum Korban Serukan Investigasi KPK dan Kejaksaan
Bank BJB Syariah Sukses Catat Perdana Sukuk Wakalah, Raih Rp300 Miliar Dana
105.4 Miliar Para Pengusaha Di Rugikan Perusahan PT Bandung Daya Sentosa,Milik Pemkab Bandung
Kunjungi Pelabuhan Cirebon, Stranas PK Lakukan Rakor dan Peninjauan Lapangan Aksi Reformasi Tata Kelola Logistik Nasional Di Pelabuhan Cirebon
Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Menyelenggarakan Kegiatan Stakeholder Management Sebagai Wujud Apresiasi

Berita Terkait

Minggu, 13 Juli 2025 - 21:54 WIB

Tempat Hiburan Karaoke Masih Jadi Primadona Masyarakat Tanah Air

Jumat, 11 Juli 2025 - 21:02 WIB

INDONESIA HADIRI SIDANG DEWAN IMO KE 134 DI LONDON, INGGRIS

Jumat, 11 Juli 2025 - 19:12 WIB

Usulan Pagu Indikatif Kementerian Perhubungan TA 2026 Sebesar Rp24,4 Triliun, Komisi V DPR RI Setuju?

Senin, 7 Juli 2025 - 22:19 WIB

Skandal BUMD BDS Menguap, Forum Korban Serukan Investigasi KPK dan Kejaksaan

Minggu, 6 Juli 2025 - 13:34 WIB

Bank BJB Syariah Sukses Catat Perdana Sukuk Wakalah, Raih Rp300 Miliar Dana

Berita Terbaru

Sejarah

Daeng Pamatte: Sosok Cendekiawan dari Tanah Bugis

Senin, 14 Jul 2025 - 13:37 WIB