Tawaran Kursi Menteri dan Drama Jegal-Menjegal: Anies Baswedan dan Airlangga Hartarto di Pusaran Politik Elite

- Jurnalis

Rabu, 14 Agustus 2024 - 17:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, teropongrakyat.co – Di balik layar politik yang penuh intrik, Anies Baswedan ternyata pernah mendapat tawaran yang mengejutkan dari elite Partai Gerindra. Bukan ajakan konflik, tetapi sebuah tawaran untuk duduk di kursi menteri. Syaratnya? Anies harus mundur dari pencalonannya di Pilkada Jakarta. Langkah ini mencerminkan betapa besar ancaman yang dirasakan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Daripada harus menghadapi Anies dalam pertarungan sengit Pilkada, lebih baik dihentikan lebih awal. Jika tawaran halus tak berhasil, maka strategi lainnya pun dimainkan.

Sumber-sumber di kalangan elite Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengungkapkan, kekhawatiran terhadap Anies tidak hanya terkait Pilkada Jakarta 2024. Dengan elektabilitas tinggi, Anies berpotensi besar memenangkan Pilkada dan kembali menjadi tokoh sentral dalam panggung politik nasional. Kehadiran Anies yang terus mendapat sorotan berisiko menghalangi langkah Prabowo Subianto dalam upayanya menuju Pilpres 2029, terutama dengan ambisi Prabowo dan Gerindra yang sudah merencanakan untuk memerintah selama dua periode.

Baca Juga:  Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Dari Salah Satu Petinggi Partai Politik di Bekasi di Laporkan ke Polda Metro Jaya

Tidak hanya kandidat yang menjadi sasaran strategi jegal-menjegal ini, tetapi juga partai-partai yang mendukungnya. Pertikaian antara Partai Golkar dan Gerindra dalam sejumlah pilkada telah menyebabkan dinamika internal yang tajam. Airlangga Hartarto, yang dianggap kurang solid dan mengancam kesatuan koalisi Prabowo, akhirnya harus melepaskan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Ketua DPP NasDem, Effendi Choirie, mengamati bahwa berbagai peristiwa dan keputusan politik dalam Pilkada 2024, termasuk di Jakarta, lebih banyak ditentukan oleh kepentingan elite daripada aspirasi rakyat. Gus Choi menyebut fenomena ini sebagai “persekongkolan elite” yang memicu “tsunami politik”.

Apa sebenarnya yang membuat perjalanan menuju Pilkada 2024 begitu penuh drama? Apa yang ada di balik bujukan, rayuan, dan tekanan yang dirasakan oleh partai-partai dalam Koalisi Perubahan yang sebelumnya berencana mengusung Anies? Dan apakah benar Airlangga ditekan melalui kasus hukum? Simak laporan lengkapnya dalam Liputan Khusus “Anies Dijegal, Airlangga Terjungkal”.

(Shanty Brilliani Tasya)

Berita Terkait

Skandal KPR MBR Terkuak: Menkeu Purbaya Buru Dalang Penipuan Angka Massif
Kemenhub Genjot Pengawasan Pelayaran: Harmonisasi Penegakan Hukum Jadi Kunci
Momen Foto Kebersamaan Bupati dan Kajari di Tengah Sorotan Konflik Kepentingan Penanganan Kasus Hukum
Kapolres Kepulauan Seribu Gelar Ngopi Kamtibmas di Pulau Kelapa, Ajak Warga Dukung Program Jaga Jakarta
NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR RI
Semangat Kemerdekaan Membara: Indonesia Bersatu Menuntut Keadilan di Tengah Sorotan Dunia
Ahmad Sahroni Dicopot dari Wakil Ketua Komisi III DPR, Usai mengkritik Pendemo
Wali Kota Bekasi Sepakat Penyertaan Modal Untuk PT. Mitra Patriot

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 12:26 WIB

Skandal KPR MBR Terkuak: Menkeu Purbaya Buru Dalang Penipuan Angka Massif

Selasa, 30 September 2025 - 19:50 WIB

Kemenhub Genjot Pengawasan Pelayaran: Harmonisasi Penegakan Hukum Jadi Kunci

Rabu, 10 September 2025 - 19:46 WIB

Momen Foto Kebersamaan Bupati dan Kajari di Tengah Sorotan Konflik Kepentingan Penanganan Kasus Hukum

Rabu, 3 September 2025 - 11:44 WIB

Kapolres Kepulauan Seribu Gelar Ngopi Kamtibmas di Pulau Kelapa, Ajak Warga Dukung Program Jaga Jakarta

Minggu, 31 Agustus 2025 - 12:17 WIB

NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR RI

Berita Terbaru

Breaking News

Polres Metro Jakarta Pusat Gagalkan Aksi Tauran Remaja

Senin, 3 Nov 2025 - 21:45 WIB