Pemerintah Akan Memanggil Tiktok dan Meta Buntut Demo Ricuh di DPR 25 Agustus 2025

- Jurnalis

Rabu, 27 Agustus 2025 - 09:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, TeropongRakyat.co – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Angga Raka Prabowo menegaskan bahwa fenomena disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK) dapat merusak sendi demokrasi. Menurutnya, aspirasi publik bisa menjadi bias jika disampaikan secara provokatif dengan pola produksi konten menyerupai DFK. Rabu,(27/08/2025).

“Algoritma media sosial sering kali justru menempatkan misinformasi, disinformasi, fitnah, dan konten bernuansa emosional di posisi yang lebih mudah viral. Seharusnya platform yang beroperasi di Indonesia bertanggung jawab melakukan filterisasi agar konten yang beredar lebih jernih,” ujar Angga di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Ia menambahkan, belakangan ini sejumlah konten fabrikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mengandung unsur DFK juga ramai beredar dan memicu sentimen negatif. Menurutnya, kerusakan akibat konten semacam itu sulit diperbaiki karena publik awam kerap menganggapnya benar.

“Dengan sistem yang mereka miliki, seharusnya platform sudah bisa mendeteksi, mana konten buatan AI, mana yang palsu, dan langsung men-take down konten semacam itu,” tegas Angga.

Lebih lanjut, Angga menekankan bahwa langkah penghapusan konten (takedown) tidak dimaksudkan untuk membungkam kebebasan berekspresi. “Ini perlu digarisbawahi. Takedown bukan untuk membatasi aspirasi masyarakat, melainkan agar penyampaian pendapat tetap berada dalam koridor yang sehat, bukan anarkis atau provokatif,” jelasnya.

Baca Juga:  Tim Dokkes Polres Metro Jaktim berikan pelayanan kesehatan kepada korban kebakaran di Pulogadung

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana memanggil sejumlah platform media sosial, termasuk TikTok dan Meta, untuk dimintai kejelasan terkait kebijakan moderasi konten provokatif dan berbau DFK. Pemanggilan ini dilakukan setelah aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI ricuh akibat terpengaruh konten provokatif.

Angga menyebut, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kepala TikTok Asia Pasifik, Helena, yang diminta hadir ke Jakarta untuk membahas fenomena tersebut. “Kami juga sudah berkomunikasi dengan TikTok Indonesia serta Meta Indonesia. Namun, untuk platform X agak berbeda karena mereka tidak memiliki kantor di Indonesia,” katanya.

Berita Terkait

PN Jakarta Timur Eksekusi Lahan Hasil Lelang, Pemilik Ajukan Gugatan PTUN
Polisi Ringkus 3 Pelaku Pembacokan Viral di Koja Dalam Waktu Singkat
Erupsi Semeru Meningkat, Status Dinaikkan ke Level IV Awas: Ratusan Warga Mengungsi
Kondisi Terkini Pengungsi Semeru: Ratusan Warga Masih Bertahan di Sejumlah Titik
Maha Patih Law Office Sambut Galungan dan Kuningan dengan Dharma Sebagai Sumber Inspirasi
Viral Pembacokan Brutal di Koja, Polisi Lakukan Penyelidikan
Sigap dan Responsif: Bhabinkamtibmas Koja Selamatkan Remaja yang Hampir Tenggelam
Guru Besar HTN Prof. Juanda: Putusan MK 114/PUU-XXIII/2025 Berlaku Non-Retroaktif

Berita Terkait

Kamis, 20 November 2025 - 08:31 WIB

PN Jakarta Timur Eksekusi Lahan Hasil Lelang, Pemilik Ajukan Gugatan PTUN

Kamis, 20 November 2025 - 08:31 WIB

Polisi Ringkus 3 Pelaku Pembacokan Viral di Koja Dalam Waktu Singkat

Kamis, 20 November 2025 - 07:12 WIB

Erupsi Semeru Meningkat, Status Dinaikkan ke Level IV Awas: Ratusan Warga Mengungsi

Kamis, 20 November 2025 - 06:21 WIB

Kondisi Terkini Pengungsi Semeru: Ratusan Warga Masih Bertahan di Sejumlah Titik

Kamis, 20 November 2025 - 05:05 WIB

Maha Patih Law Office Sambut Galungan dan Kuningan dengan Dharma Sebagai Sumber Inspirasi

Berita Terbaru

Breaking News

Polisi Ringkus 3 Pelaku Pembacokan Viral di Koja Dalam Waktu Singkat

Kamis, 20 Nov 2025 - 08:31 WIB