Jakarta, 10 Juli 2025 — Sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi nasional, DKI Jakarta terus bergerak menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan arus modernisasi. Gedung-gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan megah, serta fasilitas umum canggih menjadi simbol kemajuan ibu kota.
Namun, di balik kemilau pembangunan tersebut, Jakarta juga menghadapi tantangan serius: maraknya peredaran narkoba dan gaya hidup bebas di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Kamis, 10/7/2025
Fenomena ini menjadi perhatian berbagai pihak, mengingat dampaknya yang luas terhadap tatanan sosial dan moral masyarakat. Gaya hidup hedonis, pesta-pesta malam, serta penyalahgunaan narkoba kini tak lagi tersembunyi di balik dinding gelap kota. Bahkan beberapa kasus mengungkap keterlibatan kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pekerja profesional dalam lingkaran hitam narkotika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Modernisasi memang penting, tapi kalau tidak dibarengi dengan penguatan karakter dan pengawasan sosial, justru bisa menimbulkan kerusakan moral,” ujar Siti Nurjanah, seorang pengamat sosial dari Universitas Negeri Jakarta.
Badan Narkotika Nasional (BNN) wilayah DKI Jakarta melaporkan bahwa dalam enam bulan terakhir, jumlah penangkapan kasus narkoba di ibu kota meningkat hingga 18%. Wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat disebut sebagai daerah rawan, terutama di sekitar apartemen mewah dan tempat hiburan malam.
Di sisi lain, budaya “bebas” yang mengadopsi gaya hidup barat juga mulai merasuki gaya hidup urban Jakarta. Fenomena ini terlihat dari semakin terbukanya masyarakat terhadap hubungan di luar pernikahan, penggunaan alkohol, serta pergaulan bebas tanpa batas.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan akan meningkatkan program penyuluhan, edukasi digital, serta razia rutin di tempat-tempat yang rawan digunakan untuk penyalahgunaan narkoba dan aktivitas ilegal lainnya.
“Kami tidak bisa melawan modernisasi, tapi kami bisa mengarahkan agar modernisasi tidak menjadi bumerang. Perlu keterlibatan orang tua, sekolah, dan tokoh masyarakat untuk menjaga generasi muda,” kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta
DKI Jakarta, sebagai wajah utama Indonesia di mata dunia, dituntut untuk tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga kuat secara moral dan sosial. Tanpa keseimbangan tersebut, modernisasi bisa jadi meninggalkan celah besar yang justru merugikan bangsa di masa depan.