Lumajang |Teropongrakyat.co — Tim Relawan ZISWAF CTARSA–Yajaganu melaporkan hasil asesmen sementara terkait kondisi para pengungsi akibat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025) malam. Laporan dihimpun mulai pukul 20.31 hingga 23.44 WIB oleh tiga relawan, yaitu Ridwan, Salam, dan Sukardi.
Ratusan Warga Masih Mengungsi
Berdasarkan pemantauan di lapangan, warga masih bertahan di sejumlah titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Kecamatan Pronojiwo
Kantor Kecamatan Pronojiwo: 61 jiwa
Balai Desa Penanggal: 71 jiwa (sebagian telah kembali ke rumah)
Kecamatan Pronojiwo (Titik Lain)
Balai Desa Oro-Oro Ombo: 397 jiwa (seluruhnya sudah kembali ke rumah)
Masjid Nurul Jadid, Supiturang: 52 jiwa
SDN 02 Sumberurip: 114 jiwa (sebagian telah kembali)
Pengungsi di rumah warga sekitar Supiturang, Oro-oro Ombo, dan Sumberurip: 137 jiwa
Pendataan rumah dan fasilitas umum yang terdampak masih berlangsung dan belum selesai dilakukan oleh petugas serta para relawan.
Kebutuhan Mendesak Pengungsi
Relawan menegaskan bahwa kebutuhan paling mendesak yang diperlukan para pengungsi saat ini meliputi:
1. Makanan cepat saji
2. Air minum
3. Selimut
Kebutuhan tersebut diperlukan untuk menunjang kondisi para pengungsi yang sebagian masih bertahan di lokasi-lokasi darurat dengan fasilitas terbatas.
Kondisi APG dan Situasi Lapangan
Laporan relawan juga menyebutkan bahwa titik henti akhir Awan Panas Guguran (APG) Semeru berada di wilayah Sumberlangsep dan Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Hingga saat ini, bau belerang masih tercium kuat, terutama di sekitar kawasan Jembatan Perak, yang menjadi salah satu titik terdekat dengan jalur guguran material vulkanik Semeru.
Relawan juga menginformasikan bahwa aktivitas Kobokan akan kembali dipantau pada esok hari untuk memastikan kondisi aman dan memetakan kebutuhan lanjutan bagi warga terdampak.



























































