Jakarta – 13 Juli 2025, teropongrakyat.co – Fenomena anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain tanpa bimbingan pendidikan yang memadai kian menjadi sorotan. Hal ini tidak sepenuhnya salah anak, melainkan mencerminkan keterbatasan sebagian orang tua dalam memahami peran penting pendidikan sejak usia dini.
Dalam banyak kasus, orang tua menganggap bahwa masa anak-anak memang seharusnya diisi dengan permainan. Namun, tanpa pengawasan dan arahan yang seimbang antara bermain dan belajar, anak-anak bisa kehilangan momentum penting dalam tumbuh kembang intelektual dan emosional mereka.
“Bermain memang bagian dari proses belajar, tetapi harus ada porsi yang tepat dan pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini,” ujar Psikolog Anak, Dr. Sari Hapsari.
Faktor ekonomi, kurangnya pendidikan orang tua, hingga kesibukan kerja menjadi alasan umum mengapa banyak orang tua kurang terlibat dalam proses mendidik anak secara optimal. Mereka cenderung menyerahkan tanggung jawab itu sepenuhnya pada sekolah, padahal peran utama pembentukan karakter anak justru dimulai dari rumah.
Pemerintah dan lembaga sosial diharapkan dapat lebih aktif memberikan edukasi kepada para orang tua, khususnya di daerah padat penduduk dan berpenghasilan rendah, agar mereka memahami pentingnya keseimbangan antara bermain dan belajar bagi anak-anak.
Jika tidak segera ditangani, ketimpangan pola asuh ini dapat berdampak panjang terhadap generasi masa depan.