TeropongRakyat.co
Jakarta || Beginilah kisah naas Teuku Markam, sosok penyumbang 28 kg emas untuk Monas yang konon hartanya digondol Soeharto.
Seperti yang diketahui, Teuku Markam merupakan sosok penyumbang emas terbesar yang berada di puncak tugu Monas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat itu kabarnya Teuku Markam memang menjadi salah satu orang terkaya di tanah air ini, sebelum nasibnya berubah 180 derajat di era rezim Soeharto.
Bukan hanya tugu Monas, beberapa fasilitas publik lainnya pada saat itu tak lain merupakan hasil jerih payah Teuku Markam untuk mensejahterakan Indonesia di awal-awal merdeka.
Namun sayangnya, pahlawan tanpa tanda jasa itu bak terdzolimi sampai membuat kehidupannya menjadi naas.
Untuk kisah selengkapnya, dilansir Hops.ID dari YouTube Catatan Sejarah pada 25 Mei 2024, simak ulasan berikut ini!
Kisah Teuku Markam, sosok penyumbang 28 emas di tugu Monas yang konon digondol hartanya
Tugu monas merupakan monumen yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia saat merebut kemerdekaan dari kolonial Hindia Belanda.
Pembangunan monas dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Soekarno dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala.
Konon kabarnya, 28 kg Emas diantaranya merupakan sumbangan dari Teuku Markam. Salah seorang saudagar Aceh yang sempat jadi orang terkaya di Indonesia.
Kebanyakan orang hanya tahu bahwa emas tersebut memang benar sumbangan saudagar Aceh, namun tak banyak yang tahu bahwa Teuku Markam lah saudagar yang dimaksud.
Tak hanya Monas, ia pun ikut membebaskan lahan senayan untuk dijadikan pusat olahraga terbesar di Indonesia.
Tentu saja banyak bantuan-bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas dicatat dalam memajukan perekonomian Indonesia di zaman Soekarno yang tentunya pantas dijadikan sebagai tokoh pahlawan.
Di zaman Orba karyanya yang monumental adalah pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Sampai saat ini pun karyanya masih awet dan dipakai oleh masyarakat
Dia pun tercatat sebagai eksportir pertama mobil Toyota dari Jepang.
Usaha lainnya yakni mengimpor plat baja, besi beton, sampai senjata untuk militer.
Bak kebaikannya dibalas dengan air tuba, peran Teuku Markam jadi runtuh seiring dengan berkuasanya pemerintahan Soeharto.
Beliau ditahan selama 8 tahun dengan tuduhan terlibat PKI. Harta kekayaannya diambil alih begitu saja oleh rezim Orba.
Pernah mencoba bangkit setelah bebas dari penjara, tapi tak bertahan lama. Tahun 1985 ia meninggal dunia.
Pasca kejadian tersebut, keturunannya hidup terlunta-lunta sampai ada yang menderita depresi mental.
Hingga kekuasaan orba berakhir, nama baik Teuku Makam tidak pernah direhabilitir.
Anak-anaknya mencoba bertahan hidup dengan segala daya upaya dan memanfaatkan bekas koneksi-koneksi bisnis Teuku Markam.
Itulah ulasan mengenai nasib naas Teuku Markam, penyumbang 28 kg emas untuk Monas yang konon hartanya digondol oleh Soeharto.