Sejarah, – TeropongRakyat.co || Sosok pahlawan wanita asal Pasundan memang belum banyak kita ketahui, dialah Raden Ayu Lasminingrat adalah salah satu sosok perempuan penting dalam sejarah pendidikan dan emansipasi wanita di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Ia lahir pada 29 Maret 1854 di Garut dari keluarga bangsawan yang berwawasan luas. Berkat bimbingan seorang kontrolir Belanda bernama Levyssohn Norman, Lasminingrat belajar bahasa Belanda dan mendapat akses ke pengetahuan yang langka bagi perempuan pada masa itu.
Perjuangan di Dunia Pendidikan
Setelah suami pertamanya meninggal, Lasminingrat pulang ke Garut dan mulai menerjemahkan buku-buku Belanda ke dalam bahasa Sunda untuk anak-anak. Melihat pentingnya pendidikan bagi perempuan, ia mendukung pendirian Sekolah Istri yang dipelopori Dewi Sartika pada 1904 dan juga mendirikan Sekolah Keutamaan Istri di Garut pada 1907. Sekolah ini memberikan kesempatan bagi perempuan untuk belajar keterampilan rumah tangga dan pengetahuan umum, yang saat itu sangat langka bagi wanita. Pada tahun 1911, sekolah ini bahkan diakui oleh pemerintah Hindia Belanda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dampak dan Warisan
Lasminingrat menerjemahkan buku-buku untuk memperkenalkan budaya internasional pada anak-anak Indonesia. Meski banyak tantangan, ia gigih memperjuangkan pendidikan perempuan. Ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api, Lasminingrat mengungsi dan tetap mengajar anak-anak di pengungsian. Hingga akhir hayatnya pada 10 April 1948, ia tetap berdedikasi pada dunia pendidikan.
Meski belum diakui secara resmi sebagai pahlawan nasional, warisan Lasminingrat dalam pendidikan perempuan Indonesia terus dihargai dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus.
Penulis : Lie
Editor : Romli S.IP
Sumber Berita: Arsip Nasional Indonesia