Jakarta Selatan | TeropongRakyat.co – Freddy, seorang pria tunanetra yang tinggal di kawasan Gang Mushola, Joglo, Jakarta Selatan, dikenal sebagai sosok yang tangguh dalam menjalani kehidupan. Berlangganan Bus TransJakarta untuk mobilitas sehari-hari, Fredyla sering terlihat di kawasan pasar malam mistik di Jakarta Selatan mencari penghasilan tambahan.
Dengan empat anak yang masih bersekolah dua laki-laki dan dua perempuan, di mana yang tertua sedang menempuh pendidikan SMK dan yang termuda duduk di bangku SMP—Fredyla berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Salah satu caranya adalah dengan mengamen di pasar malam selama dua jam setiap hari, demi mendapatkan uang belanja harian. Setelah itu, ia biasanya pulang dan mencoba peruntungan sebagai tukang pijat keliling. Namun, dalam dua hari terakhir, pekerjaan itu tidak membuahkan hasil.
Sebelum menjadi pengamen dan tukang pijat, Fredyla pernah bekerja sebagai penjaga gudang pupuk. Namun, pekerjaan itu harus ditinggalkan karena kurangnya modal untuk melanjutkan usahanya. Meski menghadapi banyak rintangan, Fredyla tetap berjuang demi keluarganya tanpa mengeluh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah telah membantu Freddy, terutama dalam hal pendidikan anak-anaknya melalui program bantuan pendidikan yang diterima selama 13 tahun terakhir. Namun, bantuan sosial di tingkat RT, seperti bantuan langsung tunai atau sembako, tampaknya tidak tercatat atas nama Freddy. Mungkin karena keluarga ini dianggap sudah mendapatkan dukungan pendidikan bagi anak-anaknya.
Freddy berharap perjuangannya tidak disalahpahami. Ia mengungkapkan bahwa dirinya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya meskipun harus bekerja keras di tengah keterbatasannya.
“Jangan salah menilai orang seperti saya. Saya cuma berusaha untuk anak-anak, supaya masa depan mereka lebih baik,” ungkap Freddy dengan nada tegas.
Kisah Freddy mengingatkan kita bahwa di tengah hiruk-pikuk kota besar, masih banyak sosok yang diam-diam berjuang keras demi keluarga mereka. Dukungan dari masyarakat dan pemerintah tentu menjadi sangat berarti bagi mereka yang tidak pernah menyerah menghadapi kerasnya kehidupan.