Jakarta, teropongrakyat.co 23 Juni 2025 – Dunia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan global yang kompleks, termasuk fragmentasi geoekonomi dan krisis energi yang berdampak signifikan pada kestabilan harga energi dan aksesibilitasnya. Dalam konteks ini, Indonesia sebagai negara berkembang perlu mempercepat transisi energi terbarukan (EBT) sebagai jalan menuju kedaulatan energi.
Menurut Muhammad M Said, Guru Besar Ekonomi Islam dan IKA LEMHANNAS Strategic Centre, keuangan syariah dapat menjadi instrumen strategis untuk mendorong transisi energi yang adil, mandiri, dan berkelanjutan. “Keuangan syariah tidak lagi dipandang sebagai solusi alternatif, melainkan sebagai instrumen kuat dan bagian integral dari pembiayaan nasional,” ujarnya.
Keuangan syariah telah menunjukkan kontribusinya dalam mewujudkan peradaban ramah lingkungan dan pembiayaan transisi energi melalui penerbitan Green Sukuk (sukuk hijau) sejak 2018. Selain itu, instrumen Wakaf Energi (Energy Waqf), Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS), dan zakat produktif juga dapat dioptimalkan untuk mendukung transisi energi mikro bagi UMKM dan mustahik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam realitas fragmentasi geoekonomi yang penuh ketidakpastian ini, Indonesia perlu mempercepat transisi energi terbarukan dan memperkuat sistem keuangan domestik. Dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang memiliki posisi strategis di panggung internasional, kita berharap Indonesia berani memimpin transisi energi yang adil, ramah lingkungan, dan berbasis kemandirian nasional.
Sumber Berita: Muhammad M Said Guru Besar Ekonomi Islam dan IKA LEMHANNAS Strategic Centre